ditphat.net – Meski terjadi pembantaian yang dilakukan pasukan Israel yang menewaskan lebih dari 35.000 warga sipil Gaza, Inggris Raya, salah satu sekutu negara Zionis, masih belum buta. Negara-negara di bawah kendali Raja Charles III memastikan pasokan senjata ke Israel tidak akan dihentikan.
Menurut ditphat.net Military, sebuah situs pemantau Timur Tengah, Inggris telah menolak tekanan global untuk berhenti memasok senjata kepada militer Israel.
Di sisi lain, Amerika Serikat yang notabene merupakan sekutu terbesar Inggris dan Israel telah berhenti mengirimkan senjata ke Tel Aviv.
Sikap tersebut dibenarkan langsung oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron dalam wawancara pada Minggu, 12 Mei 2024.
Cameron mengatakan Inggris menentang serangan militer Israel terhadap Rafah di Jalur Gaza selatan. Hal ini karena kota tersebut saat ini menjadi rumah bagi lebih dari 1,4 warga sipil Gaza yang berstatus pengungsi.
Namun Cameron mengatakan Inggris tidak akan berhenti memberikan dukungan senjata kepada tentara Israel. Pasalnya, penghentian pengiriman senjata akan memperkuat kekuatan Hamas Palestina.
“Menghentikan penjualan senjata akan membuat Hamas lebih kuat,” kata Cameron dalam laporan yang dikutip kantor berita Turki Anadolu Agency ditphat.net Military.
Lebih lanjut Cameron mengatakan, jumlah senjata yang dipasok Inggris ke Israel tidak sebanyak yang dibayangkan banyak orang. Sebab, menurutnya, hanya satu persen senjata Inggris yang dikirim ke Israel.
Ketersediaan senjata menjadi alasan bagi Inggris untuk tidak berbuat apa-apa terhadap genosida di Gaza. Pasalnya, Cameron menyebut jumlah senjata yang dikirim Inggris tidak akan mempengaruhi operasi militer Israel.
Cameron berpendapat bahwa jika Israel mengambil tindakan militer, Israel harus mengembangkan rencana komprehensif untuk melindungi warga sipil Gaza. Sementara itu, jumlah korban tewas terus meningkat selama serangan 219 hari tersebut.