Platform Teknologi Kemendikbudristek Percepat Digitalisasi Pendidikan

ditphat.net – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya mempercepat transformasi pendidikan, termasuk pemanfaatan berbagai platform digital untuk memperkuat lingkungan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Empat layanan digital yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain Platform Pendidikan Swasta (PMM), Kartu Pendidikan, Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah), dan Rencana Aksi dan Anggaran (ARKAS). Platform ini mendukung efisiensi proses pendidikan, memfasilitasi pengelolaan dan pengendalian pendidikan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran sekolah.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, teknologi membantu para pendidik dan pendidik untuk maju dan berkembang.

“Sekolah adalah sebuah organisasi. Budaya belajar hanya bisa ada jika terdapat sumber daya manusia yang baik. “Dalam rangka mendukung pengembangan sumber daya manusia,​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​telah menciptakan berbagai platform teknologi yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas guru dan pekerja pendidikan,​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Misalnya saja program Sehatra Merdeka Mengajar (PMM) yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membantu guru mengikuti pelatihan dan berbagai program pengembangan profesi.

“Mereka bisa meningkatkan keterampilannya sendiri. Puluhan ribu modul tersedia. Guru juga dapat menciptakan komunitas belajar dengan guru lainnya. “Misalnya mereka yang tinggal di Pulau Jawa bisa membentuk komunitas atau kelompok belajar bersama guru-guru lain di Papua atau Maluku,” ujarnya.

Begitu pula dengan Rapor Pendidikan Indonesia yang ditampilkan di Merdeka Belahar episode ke-19. Platform ini menawarkan laporan komprehensif hasil penilaian nasional, memberikan analisis di berbagai tingkatan untuk departemen pendidikan dan daerah. Kartu Laporan Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah, sehingga departemen pendidikan dapat mengembangkan strategi perbaikan berbasis data. Mendikbud menjelaskan, platform ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pendidikan yang terukur dan berbasis data.

Pada bulan Maret 2024, seluruh pemerintah daerah memiliki akses terhadap Kartu Laporan Pendidikan, dan 90 persen di antaranya menggunakan informasi tersebut untuk perencanaan dan penganggaran berbasis data. Demikian pula di sektor pendidikan, lebih dari 350.000 orang di seluruh Indonesia telah mengakses Kartu Laporan Pendidikan, dan hampir 90 persen telah menggunakannya untuk meningkatkan berbagai hasil pendidikan.

“Data dan status kinerja sekolah yang terdapat dalam Rapor Pendidikan sangat membantu kami dan para guru mengetahui indikator apa yang menjadi prioritas kami, apa yang harus kami fokuskan dan meningkatkan kualitasnya,” kata Eri Angerianto, Kepala SD. Negeri 14 Sidjuk. , Kabupaten Belitung yang juga Ketua Masyarakat Belajar Klaster Kepang Dua.

Kepala Sekolah Swasta Negeri (SLB) 1 Jakarta Dede Kurniasi mengatakan, dengan hadirnya rapor, proses penilaian pendidikan menjadi lebih terarah.

“Di sini kami menuliskan akar permasalahan dan rekomendasi perbaikannya, seperti pelatihan guru,” ujarnya.

Tak hanya itu, platform teknologi seperti SIPlah dan ARKAS dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas manajemen sekolah pendidikan. Dirancang untuk menyederhanakan proses pembelian di sekolah, SIPLah menyediakan katalog produk dan layanan bersertifikat, memungkinkan sekolah melakukan pemesanan secara efisien dan transparan. Saat ini, ekosistem SIPLah memiliki 18 mitra pasar online yang menawarkan 5,7 juta produk/layanan.

Data hingga Juni 2024 menunjukkan 273.647 sekolah menggunakan platform tersebut.  Dengan SIPlah, sekolah dapat dengan cepat dan mudah mengakses berbagai produk dan layanan yang dibutuhkan untuk kegiatan pendidikan. Platform ini mencakup alat pelaporan yang memfasilitasi pemantauan dan pelaporan dana sekolah dan memastikan bahwa penggunaan dana sejalan dengan anggaran yang telah ditetapkan. SIPLah berupaya meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran sekolah serta mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam proses pengadaan.

Pada saat yang sama, ARKAS juga dirancang untuk memudahkan perencanaan, pencatatan dan pelaporan penggunaan BOSP bagi tenaga kependidikan sekolah. Dengan berbagai pembaruan, keluarlah ARKAS versi 4 yang menawarkan fitur lebih praktis, nyaman dan aman. Versi terbaru ini mencakup peningkatan integrasi dengan SIPLa, tampilan yang lebih intuitif, dan penghitungan pajak otomatis. Data hingga Juni 2024 menunjukkan 392.709 atau 91,28 persen sekolah menggunakan aplikasi ini.

Laporan Studi Kepuasan Anggota tahun 2023 menemukan bahwa 80,99 persen pengguna merasa puas menggunakan aplikasi ARKAS dan SIPlah. Usulan reformasi tersebut diyakini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi guru dan kepala sekolah dalam mengelola dana BOSP. Kepala Sekolah SMAN 2 Konawa Selatan, Safari Sulawesi Selatan mengatakan, ARKAS dan SIPlah memberikan dampak yang besar bagi sekolah dengan memudahkan perencanaan, pengelolaan, dan pelaporan.

“Mengintegrasikan ARKAS dengan SIPlah membuat segalanya lebih mudah bagi kami. “Proses perencanaan yang sebelumnya membutuhkan waktu peninjauan yang lama, kini menjadi lebih cepat,” kata Safari. 

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *