Film Ini Buat Acha Septriasa Menjadi Mualaf

Jakarta, ditphat.net – Industri film dalam negeri kembali merasakan gelombang antusiasme baru. Kali ini karya bertajuk Air Mata Perubahan yang dihadirkan rumah produksi Merak Abadi Prod&Distribution siap memanjakan penontonnya. Film ini disutradarai oleh Indra Gunawan, dengan skenario yang ditulis oleh Oka Aurora, sosok yang terkenal dengan karya-karyanya yang hebat.

Tak hanya nama besar di balik layar, sejumlah bintang besar pun turut menjadi pembawa acara film ini. Lanjutkan, oke?

Acha Septriasa terpilih memerankan tokoh utama, Angie, seorang wanita yang memutuskan masuk Islam. Dalam perjalanannya, ia akan bertemu dengan tokoh Ustadz Reza yang diperankan oleh Achmad Megantara. Pemeran utama Dewi Irawan juga berperan sebagai Bu Maria, bersama Budi Ros sebagai Joseph, Rizki Hanggono sebagai Willy, Yama Carlos sebagai Ramli, Syamim Freida dari Malaysia sebagai Nina dan Matthew Williams dari Australia sebagai Ethan.

Menurut Dewi Amanda yang berprofesi sebagai produser eksekutif, syuting akan dimulai pada awal Oktober di Jakarta, sebelum kru melanjutkan syuting di Sydney, Australia. 

“Rencananya syuting awal Oktober di Jakarta lalu di Sydney, Australia, sedangkan rencana tayangnya awal tahun 2025, selain di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Amerika, Filipina, Pakistan, dan di platform OTT. seperti Netflix,” kata Dewi Amanda dalam keterangan resminya.

Film ini berdasarkan kisah nyata seorang wanita yang masuk Islam, memberikan film ini dimensi emosional dan spiritual. Tak hanya menyentuh hati, juga mengajak penonton untuk berpikir tentang makna keimanan dan penerimaan keluarga.

Sebagai langkah awal sebelum produksi, tim film menggelar acara syukuran pada Minggu, 29 September di sebuah kafe kawasan Tebet, Jakarta. Acara tersebut menandai dimulainya proses film, di hadapan seluruh aktor dan kru yang bersemangat memberikan yang terbaik dalam proyek ini.

Tears of Change bercerita tentang Angie, seorang wanita berusia 32 tahun yang tinggal di Sydney, Australia. Angie adalah korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Ethan, kekasihnya selama 35 tahun. Suatu malam, setelah mengalami kekerasan fisik, Angie memutuskan untuk kabur dari Ethan. Karena dipukuli, dia pingsan di depan sebuah masjid, di mana dia diselamatkan oleh seorang gadis yang mengelola masjid.

Kebaikan gadis itu dan keindahan kitab suci yang dibacanya, Angie menjadi tertarik mempelajari Islam. Dari sinilah perjalanan spiritual Angie dimulai, yang kemudian membawanya kembali ke Jakarta untuk bercerita kepada keluarganya yang sepenuhnya beragama Katolik.

Sekembalinya ke Jakarta, Angie bertemu dengan keluarganya, Joseph (55 tahun), ayahnya Maria (49 tahun), ibunya Willy (37 tahun), kakak laki-lakinya dan Magda (35 tahun), adik iparnya. . . Di tengah konflik batinnya, Angie memilih kabur ke rumah Nina, sahabatnya yang sudah dikenalnya sejak lama. Nina pernah menikah dengan Ramli, dan bersama pasangan ini, Angie memperkenalkan Ustadz Reza yang memberikan nasehat penting dalam perjalanan spiritualnya kelak. 

Salah satu gagasan yang sangat menyentuh hati Angie adalah ketika Ustadz Reza mengucapkan sabda Nabi: “Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu.” Kutipan ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan, meskipun Angie memilih menjadi seorang muslim, ia tetap harus mendapatkan restu dari orang tuanya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *