Bukan Mbak Rara, Sosok Pawang Hujan di Langit IKN Ini Sukses Menuai Sorotan

ditphat.net’s JAKARTA – Baru-baru ini viral video seorang pria paruh baya yang terlihat melakukan ritual keagamaan di lokasi pembangunan Proyek IKN.

Dalam video yang direkam dan dibagikan ulang ke berbagai media sosial, salah satunya akun Instagram @lintas_baikpapan, tampak pria tersebut mengemban misi menghindari cuaca buruk dan bersiap menghadapi segala kemungkinan. masa depan Merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 pada 17 Agustus 2024. akan datang

Saat mereka melakukan upacara hujan, mereka terlihat melakukan sihir untuk melindungi daerah tersebut dari hujan. Dia melakukan ritual ini dengan pisang dan dupa.

Sontak, aksi pria berkemeja dan berpeci hitam itu menyedot perhatian pengguna media sosial. Selain foto Mbak Rara, pelanggan tetap yang selalu berhasil mengendalikan cuaca buruk, foto hujan menawan di Banyuwangi juga menyedot perhatian.

Dialah Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Tridi Nagoro, pecinta hujan asal Banuwangi yang sengaja dibawa ke ibu kota nusantara (IKN). Informasi yang dihimpun, kehadirannya selain untuk mempersiapkan perayaan HUT RI ke-79, juga memintanya untuk menjauhi kejahatan demi kelancaran pembangunan proyek besar IKN.

Seperti diketahui, pembangunan IKN akhir-akhir ini sempat tertunda dan seringnya hujan di lokasi pembangunan membuat terhentinya pembangunan. Berbekal 1.000 batang dupa dan 3 buah cengkeh, IKN Ilham Tridi dinyatakan aman dari hujan setelah 12 hari tiba di Kaltim. 

Sekadar informasi, hujan di Banyuwangi ini dikenal sebagai Pelestari Peninggalan dan Penjaga Istana Kesunyian yang cantik serta Pengelola Peninggalan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.

Umpan balik rekan

Video viral tersebut sukses mengundang feedback dari rekan-rekan di media sosial. Beberapa orang tidak menunjukkan bahwa praktik ini adalah penyembahan berhala yang tidak boleh dipercaya atau dihindari.

Seorang teman menulis: “Ya Tuhan, sungguh menyedihkan ada presiden yang masih percaya pada hal-hal seperti itu.

Yang lain berkata: “Ketika tradisi mengalahkan kesepian.”

Yang lain berkata: “Tuhan: Mengapa saya turun hujan begitu lama, oh tidak.”

Yang lain menulis: “Walaupun posisimu hanya seorang hamba, gayamu bisa menandingi Sang Pencipta… Allahu Yahdi.”

Yang lain berkata: “Sayang sekali…Indonesia yang notabene negara besar Islam justru menganut kemusyrikan…Semoga Allah membalas perbuatanmu.”

Yang lain berkata: “Ya Tuhan, sungguh menyedihkan ada presiden yang masih percaya pada hal-hal seperti itu.”

 

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *