Jakarta, ditphat.net – Isu kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan (DVI) terus menjadi sorotan pengguna media sosial. Misalnya saja kasus kekerasan dalam rumah tangga yang melibatkan mantan pemain anggar yang juga selebriti di acara Cut Intan Nabila.
Setelah lima tahun menikah, dia secara mengejutkan menjadi sasaran kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya Armor Toreador Gustifante. Lanjutkan membaca artikel selengkapnya di bawah ini.
Dalam rekaman CCTV yang dibagikan Cut Intan Nabila, ia memukul punggung dan menjambak rambutnya.
Tak hanya itu, ketiga anak Intan juga menjadi korban kekerasan. Pasalnya, dengan hadirnya kedua anak Intani yang masih di bawah umur, berkali-kali melihat kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan ayah dan ibunya.
Menurut polisi, dua anak Intan ketakutan saat melihat ada yang mendekat.
Apalagi, baru-baru ini pria tersebut dikabarkan melepas hijab istrinya saat berada di sebuah pasar kecil. Konon wanita tersebut ingin mengambil lipstik yang menyebabkan kelakuan pria tersebut.
Fokusnya adalah pada banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat. Bahkan, banyak perempuan yang mengaku berpikir dua kali untuk menikah atau bahkan enggan menikah ketika melihat fenomena tersebut.
Menariknya, tagar #MarryIsScary pun viral di media sosial menyusul insiden KDRT yang melibatkan Cut Intan Nabila dan seorang perempuan yang suaminya melepas hijab.
Bagaimana Mamah Dedeh melihatnya? Dalam video yang diunggah di akun gosip @lambegosiip, Mamah Dedeh meminta masyarakat berpikir normal.
Tidak semua pernikahan itu buruk, katanya.
“Kalau dipikir baik-baik, pakailah hubungan antarmanusia, apakah di setiap rumah ada kekerasan dalam rumah tangga? orang biasa saja,” kata Mamah Dedeh.
Di sisi lain, Mamah Dedeh meminta masyarakat mengambil sisi positif dari maraknya kasus KDRT, yaitu seleksi dalam mencari suami.
Dikatakannya bahwa Nabi sendiri yang mengajarkan umatnya untuk mencari sahabat yang mengetahui ilmu agama. Jika mereka mendapat ilmu agama, otomatis mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
“Tapi hikmah yang kita dapat dari dulu sampai sekarang, ada orang jahat, misalnya kita tidak melakukan hal-hal seperti itu, kalau yang kita lakukan itu dijadikan virus, kita jadikan besar. itu salah,” katanya.
Mamah Dedeh juga mengatakan bahwa di akhir kehidupan pasti ada baik dan buruknya. Namun dia meyakinkan semua pihak bahwa masih banyak orang baik di dunia.
“Namun keadaannya sudah terlihat sejak zaman dahulu hingga sekarang hingga hari kiamat, ada baik, ada buruk. Kebanyakan orang baik, saya harap mereka menemukan orang baik untuk dicintai,” katanya.