ditphat.net – Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) mengaku telah membunuh ribuan tentara Rusia di perbatasan Oblast (provinsi) Kharkiv pada Minggu, 23 Juni 2024, dengan menggunakan senjata buatan AS.
Menurut Euromaidan Press ditphat.net Militari, pasukan Ukraina membombardir pangkalan militer Rusia di wilayah tersebut dengan M142 HIMARS (Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi).
Penyerang Ukraina menargetkan pangkalan militer, pos komando, dan depot senjata militer Rusia. Menurut laporan Associated Press (AP) lainnya yang dikutip oleh ditphat.net Military, terdapat 90.000 tentara Rusia di wilayah tersebut.
Seorang tentara Ukraina bernama Hephaestus mengungkap kronologi penyerangan. Menurut Hephaestus, awalnya ia dan rekan-rekannya kesulitan menyerang pangkalan militer Rusia di perbatasan dengan Kharkiv.
Pasalnya jarak pangkalan militer Rusia sudah mencapai 20 km Saat ini tidak ada satupun meriam yang mampu mengenai sasaran.
Hingga larut malam, Komando Pusat Militer Ukraina telah mengonfirmasi izin melancarkan serangan HIMARS dari Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Uni Eropa (UE).
“Kami tidak dapat menargetkan mereka sebelumnya dan ini terlalu rumit. Semua gudang senjata dan sumber daya lainnya berjarak 20 kilometer dari jangkauan serangan kami,” kata Hephaestus.
“Himarus tidak tenang sepanjang hari. Sejak hari pertama, pasukan Ukraina menunggu untuk masuk ke Ukraina dan berhasil menghancurkan seluruh pasukan di perbatasan,” ujarnya.
Ukraina mengklaim bahwa izin penggunaan HIMARS dapat segera mengubah dinamika perang Dengan demikian, memungkinkan pasukan Ukraina untuk menstabilkan bagian garis depan ini
Dulu, Angkatan Bersenjata Ukraina hanya mampu menghentikan serangan infanteri yang masuk. Dengan kata lain, lebih mengandalkan taktik bertahan
Oleh karena itu, dengan hadirnya HIMARS, militer Ukraina dapat menggunakan lebih banyak artileri terhadap titik tembak Rusia.
“Kami (Rusia) bisa menyerang pos komando brigade dan seluruh kelompok utara, karena jaraknya 100-150 kilometer dari garis depan,” lanjut Hephaestus.
“Rudal konvensional tidak bisa menjangkau mereka. Dengan ini (HIMARS) kita bisa berbuat banyak untuk menghancurkan pusat komando mereka,” ujarnya.