ditphat.net – Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang bereaksi keras atas serangan militer besar-besaran Iran terhadap Israel. Namun Washington mengungkap fakta yang menimbulkan keraguan terhadap kekuatan rezim Ayatollah Khamenei.
ditphat.net Military memberitakan dalam pemberitaan sebelumnya, unit elit Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran langsung melancarkan dan melakukan penyerangan ke Israel pada Selasa malam, 1 Oktober 2024 waktu setempat.
Militer Israel awalnya mengklaim bahwa Iran telah menembakkan 200 roket ke wilayahnya. Namun kemudian pernyataan itu diperbaiki menjadi 180 rudal.
Ternyata tak satu pun dari sekian banyak roket yang ditembakkan militer Iran berhasil membunuh satu pun tentara Israel. Hal ini diungkapkan Dewan Keamanan Nasional AS.
Dewan Keamanan Nasional AS melalui juru bicaranya Jake Sullivan mengatakan senjata yang digunakan Iran untuk menyerang Israel tidak efektif dan mudah dihentikan.
Tak hanya itu, Sullivan juga menegaskan AS masih berkoordinasi dengan Israel Defense Forces (IDF) dalam proses investigasi pasca serangan tersebut.
Sullivan mengatakan kliennya belum menerima informasi apapun mengenai kematian warga sipil atau militer di Israel.
“(Serangan rudal balistik Iran ke Israel) tampaknya kalah dan tidak efektif,” kata Sullivan seperti dikutip kantor berita ditphat.net Military dari Anadolu Agency Turki.
“Kami masih bekerja sama dengan IDF dan pihak berwenang di Israel untuk menilai dampak serangan tersebut. Namun, saya tekankan bahwa kami tidak mengetahui adanya kematian di Israel saat ini,” ujarnya.
Sullivan mengungkapkan, sejumlah besar rudal Iran berhasil dicegat dan ditembak jatuh sebagai hasil kerja sama antara Angkatan Laut AS dan kapal perusak IDF.