Operasi Kursk Militer Ukraina, Tragedi Paling Berdarah Pasukan Rusia

Kursk, ditphat.net – Keberhasilan serangan lintas batas yang dilakukan pasukan Ukraina di wilayah (Oblast) Kursk menuai reaksi dari berbagai pihak. Banyak yang bilang, serangan tentara Volodymyr Zelensky adalah yang paling berdarah bagi Rusia.

Serangan mendadak tentara Ukraina mengagetkan tentara Rusia, terutama para penjaga perbatasan dan tentara Akhmat atau Resimen Bermotor Khusus ke-141 Garda Nasional Rusia Republik Chechnya.

Berdasarkan laporan ditphat.net Military yang dikutip Forbes pada 9 Agustus 2024, Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) mengerahkan sekitar 10.000 personel dan 600 tank.

Dalam laporan lain yang dilansir ditphat.net Military di Kyiv Independent, serangan diam-diam yang dilakukan militer Ukraina berujung pada penangkapan lebih dari 40 tentara Rusia.

Meski belum ada angka pasti mengenai korban militer Rusia, Mayor Jenderal Apty Alaudinov, komandan pasukan khusus Akhmat (Kadyrovite) di Republik Chechnya, mengakui banyak anak buahnya yang terbunuh dan ditangkap.

Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari strategi aksi cepat tentara Ukraina dari wilayah (provinsi) Sumy pada 6 Agustus 2024 melintasi perbatasan menuju Kursk. 

Banyak analis militer menganggap operasi ini paling berdarah bagi Rusia sejak dimulainya perang pada 24 Februari 2022.

Beberapa hari setelah invasi Ukraina ke Kursk dimulai, komunitas blog dan akun intelijen sumber terbuka memposting beberapa video korban militer Rusia.

Bahkan dalam laporan yang dikutip Miami Herald dari ditphat.net Military, pergerakan tentara Rusia ke Kursk harus dilakukan di bawah tembakan artileri berat dari tentara Ukraina.

Akibatnya, puluhan kendaraan lapis baja Rusia hancur di sekitar kota Oktyabrskoe, yang terletak sekitar 8 kilometer dari kota Rylsk, sekitar 27 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina.

Tiga hari setelah dimulainya serangan, pasukan Ukraina menargetkan batalion Federasi Rusia (VSRF). 

Serangan Ukraina dilaporkan menewaskan setengah dari tentara Rusia di batalion tersebut menggunakan M142 HIMARS (Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi) yang digunakan AS. Hal tersebut diungkapkan analis militer Rusia Ian Matveev.

“Seorang pemuda Rusia diserang, dan setengah dari pasukan infanteri di kolom tersebut bisa saja terbunuh,” kata Matveyev. 

“Ini adalah salah satu serangan paling berdarah dan paling dahsyat dalam perang ini,” ujarnya seperti dikutip ditphat.net Military di Maps dan Arrow.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *