Benarkah Pendiri Filipina Berasal dari Indonesia? Cek Faktanya

ditphat.net – Saat ini mayoritas penduduk Filipina beragama Katolik Roma, mencapai 86%, menurut statistik dari asiasociety.org. Jumlah orang Filipina yang masuk Katolik Roma meningkat dengan kedatangan penjelajah Spanyol pada tahun 1565.

Sebelum penaklukan Spanyol di Filipina, Islam tampaknya menjadi agama utama di sana. Islam masuk ke Filipina pada abad ke-14 oleh ulama Indonesia dari Minangkabau, Raja Sulaman, dan saudagar Melayu dari Indonesia. Saat itu, populasi Muslim di Filipina mencapai 98%.

Menurut ditphat.net di indonesia.go.id, Prabu Sulaeman adalah pendiri ibu kota Manila. Kemudian, Raja Bagindo yang juga berasal dari Minangkabau mendirikan kerajaan bernama Sulu di Filipina selatan. Sejarah Kerajaan Islam Filipina

Kerajaan Manila atau Kota Seludong merupakan gabungan dari beberapa kerajaan Islam yang pernah menguasai wilayah Manila. Pada abad ke-16, Raja Sullaman, Raja Lacandula, dan Raja Matanda memerintah wilayah tersebut. Pada masa itu, masyarakat Manila menganut agama Islam dan menjalin hubungan dekat dengan Kesultanan Brunei, Sulu, dan Ternate.

Suatu hari Spanyol tiba di Filipina dipimpin oleh Martin de Goiti dan Juan de Salcedo. Awalnya Raja Sulaiman menyambut mereka dengan hangat bahkan menawari mereka hadiah rempah-rempah dan pelayan untuk menjalin kerja sama. Namun, beberapa minggu kemudian, Raja Suleiman menyadari bahwa Spanyol ingin merebut kota Manila. Maka Raja Sulaiman menyerang Spanyol dari Manila.

Selama perang, Raja Sulaiman meminta Hagonoy, Macabebe, dan kepala barangay lainnya untuk membantunya memperjuangkan kebebasan. Namun pamannya, Raja Lakandula, tidak membantunya. Raja Sullaiman terbunuh dalam Pertempuran Tondo.

Spanyol mampu memenangkan perang karena keunggulan teknologi persenjataannya dan bantuan suku-suku Filipina yang menganut agama Kristen, yang menjadi asal muasal nama kota Manila.

Sebelum diberi nama Manila, konon kota ini dinamai dari kata Arab fi amanillah yang berarti ‘di bawah lindungan Allah SWT’. Amanilla digantikan oleh warisan Islam di Filipina setelah pemerintahan Spanyol.

Saat ini, masih ada sekitar 5% Muslim di Filipina. Meski bukan mayoritas, jejak Islam belum hilang dari Filipina. Tempat kenangan Islam di Filipina antara lain Fort Santiago, Raja Sulaiman Plaza, dan Masjid Sheikh Karimul Makhdoom.

Fort Santiago merupakan benteng yang pernah digunakan sebagai penjara pada masa Raja Sulaiman. Sedangkan Plaza Rajah Sulayman merupakan plaza yang terletak di Malate, Manila. 

Masjid Syekh Karimul Makhdum dikenal sebagai masjid tertua di Filipina dan menjadi pusat penyebaran Islam pertama di Filipina.

Jika Anda ingin mengunjungi kawasan Manila tempat umat Islam beribadah, datanglah ke Quiapo. Kawasan ini meliputi Kota Tua dan pemukiman Islam Manila. Tidak seperti biasanya, beberapa pedagang di Quiapo masih menggunakan sistem perdagangan berdasarkan hukum Islam. 

 

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *