
Jakarta, ditphat.net – Ini juga menyebabkan masalah malnutrisi di Indonesia tanpa perhatian serius. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), malnutrisi masih ketiga di Indonesia menjadi yang ketiga di timur -timur.
Presiden Asosiasi Nutrisi Indonesia, Dr. Luciana B. Sutananto, MS, SPGK (K), penting untuk mencegah dan mendeteksi dini kekurangan gizi. Karena jika kekurangan gizi tidak terdeteksi dan dirawat sejak awal, itu dapat berdampak serius pada kematian.
“Pasien dapat menyebabkan kondisi rumah sakit untuk jangka waktu yang lebih lama, dua kali risiko melamar rehabilitasi atau perawatan jangka panjang, dan meningkatkan tingkat kematian rumah sakit 2,3 kali,” katanya.
Luciana juga mengungkapkan bahwa, selain efek kesehatan masyarakat, kekurangan gizi meningkatkan biaya rumah sakit, yang akan menyebabkan lebih dari 73 persen meningkatkan biaya menjadi $ 10.000 atau setara dengan perawatan rumah sakit RP151 590.000.
Malnutrisi adalah ketika seseorang mengalami ketidakseimbangan dalam tubuhnya. Sebagai hasil dari kondisi ini, korban dapat mengalami berbagai keluhan kesehatan tentang fungsi tubuh yang rusak.
Banyak tanda atau sifat malnutrisi harus dipertimbangkan. Beberapa tanda atau sifat malnutrisi terlihat dari penurunan berat badan. Penurunan berat badan yang harus dipahami adalah lebih dari 10 % dari berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terakhir.
Selain itu, pengurangan nafsu makan tidak dapat memakan atau hanya makan sebagian kecil, merasa lemah, lelah dan bengkak atau akumulasi cairan.
Khusus untuk anak -anak, beberapa indikasi yang harus dipertimbangkan termasuk penurunan berat badan, penambahan berat badan, dan berat badan yang lebih rendah. Selain itu, ini tidak meningkatkan semangat dan tinggi, dan kemudian tanda lain yang perlu dipertimbangkan adalah dimakan kurang dari biasanya. Nyeri perut yang berat dan kurang aktif untuk dimakan.
Jika Anda atau orang yang tertarik mengalami gejala -gejala ini, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda segera.