
The gang, ditphat.net – Residents of Candging Baru Syberuk, Bonus Sari District, Hiking Regency, Bandlen, was shocked by Saturday 23 April Saturday (23) Saturday about his oral mouth of his mouth of his mouth of his mouth of his mouth, in which his mouth of his mouth of his mouth of his mouth of his mouth of his mouth of his mouth The mouth of his mouth, was under his mouth of his mouth of his mouth of his mouth on his mouth on his mouth, became Saturday, Saturday. (19).
Penemuan Sa -body dimulai ketika seorang penduduk berkebun di kawasan hutan desa Siberuk, Distrik Gungesary, 2025. Mibblana’s
Sebelum musim gugur, sosok Morana dirilis di layar program ‘Forward’, yang tetap berada di Transkube resmi pada 7 September 2016.
Setelah orang tuanya bercerai ketika dia masih balita, Mermana telah bangkit oleh kakek -neneknya yang menentang melayani. Berdasarkan hal ini, Muciana, yang masih bersekolah, dijuluki “Opakle”.
Menumbuhkan diri Anda tanpa peran orang tua membuat Mulyana semakin dilatih untuk hidup mandiri. Little Morana Pedd buram dengan pendapatan RP. 20.000-30.000.
Selain menjual buram, ia juga menempati kerbau dengan biaya Rp2.000 per hari. Hari. Sementara dia censinker, usia, yang juga di usia makanan, dibayar waktu dengan membuat naga untuk dijual.
Di sela -sela kegiatannya, tidak jarang bagi Little Muanana untuk menangis. Dia mengakui bahwa dia sering merindukan sosok seorang ibu yang telah lama meninggalkannya.
Kronologi Sadis
Dari hasil investigasi, diketahui bahwa tragedi dimulai pada hari Minggu, 13 April 2025. Namun, di sepanjang jalan, korban meminta pelaku untuk bertanggung jawab atas kehamilan yang mereka alami. Permintaan itu memicu perasaan pelaku.
Alih -alih mengundang makanan, para pelaku benar -benar menerima kendaraan mereka untuk kawasan hutan terpencil yang jauh dari pemukiman. Di tempat ini, dengan dalih keinginan untuk membahas situasi kehamilan, para pelaku mengundang korban untuk masuk lebih dalam ke hutan.
Begitu dia berada di tempat yang tenang, para pelaku segera meregangkan korban dengan bantuan kerudung korban sampai dia tidak sadar.
“Korban didorong dari yang terpotong dan kembali mati lemas untuk memastikan korban meninggal,” kata Compol Salahin, Casat Reskoom Serang City Police.
Setelah memastikan korban meninggal, para pelaku pulang ke rumah untuk mengambil parang. Dia kembali ke panggung dan memutilasi tubuh kekasihnya di beberapa bagian. Kepala, tangan, dan kaki dimasukkan ke dalam tas dan kemudian dilemparkan ke sungai. Sementara bagian tubuh lain kembali ke atas panggung, hanya ditutupi dengan daun dan kayu sehingga tidak segera terlihat.
Polisi telah ditangkap para pelaku Mapolesta Serang Kota untuk diperiksa lebih lanjut. Untuk tindakannya, para pelaku dituduh sesuai dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan jika ancaman dapat mencapai 15 tahun penjara atau lebih.