ditphat.net – Meski penjualan Honda EM1 e: kurang positif di pasar Indonesia, PT Astra Honda Motor (AHM) berambisi masuk ke segmen sepeda motor ramah lingkungan yang sedang diserbu brand baru, di China.
Oleh karena itu, untuk memperbanyak pilihan di pasar, produsen kendaraan lipat ini meluncurkan dua model sepeda motor listrik terbarunya: Honda CUV e: dan Icon e:. Artinya saat ini mereka memiliki 3 model.
“Honda ICON e: dan Honda CUV e: merupakan wujud komitmen kami dalam memenuhi ekspektasi dan kebutuhan konsumen,” kata Presiden PT AHM Susumu Mitsuishi.
Dari seluruh produknya, Icon e menjadi: motor listrik paling murah, dibanderol hanya Rp 28-32 jutaan on the road, atau sedikit lebih terjangkau dibandingkan EM1 e; adalah model pertamanya. Lalu apa saja kemampuannya?
Honda Icon e: diklaim mampu berlari 53 km dengan baterai penuh, pengisian daya dari kosong hingga penuh membutuhkan waktu 7 jam 20 menit.
Baterai yang dipasang di bawah lantai sepeda motor juga bisa diisi 25% hingga 75% hanya dalam waktu 3 jam 30 menit. Soal kapasitas maksimal, Icon e: berkapasitas 1,8 kW dan mampu mencapai kecepatan 55 km/jam.
Dengan spesifikasi tersebut tentu saja motor listrik Honda bukanlah yang terbaik di segmennya, banyak kompetitor yang lebih murah namun memiliki fitur lebih dan jarak tempuh lebih jauh.
Misalnya saja ada United T1800 yang dibekali baterai lithium 60 volt 28 Ah, dengan sistem swap. Jangkauan operasi sepeda motor listrik ini diklaim mencapai 65 km, tenaga maksimal 2,6 tenaga kuda dan torsi 106 Nm, serta mampu mencapai kecepatan maksimal 70 km per jam.
Waktu pengisian dari kosong hingga 80 persen hanya 1,5 jam dengan daya fast charging, dan motor mendapat arus minimal 1.300 watt saat mengisi daya. Soal harganya hanya Rp 23,500 juta setelah subsidi.
Lalu ada Yadea E8S Pro yang dibekali baterai 72 volt 38 Ah, model sepeda motor listrik rakitan dalam negeri asal China dibanderol hanya Rp 16,9 juta dan diumumkan mampu menempuh jarak hingga 100 km, dengan kecepatan maksimal 60 km per jam.
Ada pula Volta 402 Virginia, sepeda motor listrik produksi dalam negeri dengan brand Ambassador Dedy Corbuzier.
Baterai pada sepeda motor ini berkapasitas 64 volt 21 Ah, mampu menampung dua baterai sekaligus sehingga mampu menempuh jarak 130 km, namun kecepatan maksimal sepeda motor listrik yang dipasang di Semarang ini hanya 55 km/jam.
Selain itu, Gesits Raya, sepeda motor listrik yang lahir dari hasil riset perguruan tinggi, mampu menempuh jarak hingga 60 km, dengan kecepatan maksimal 70 km/jam. Dan dapat menerima arus 3.300 watt saat mengisi baterai.
PT Wika Industri Manufaktur selaku produsen Gesits menawarkan model ini dalam dua varian Raya -G dan Raya-E, namun untuk spesifikasi di atas adalah Gesits Raya-G yang dibanderol Rp 20 juta setelah subsidi.
Masih ada puluhan model sepeda motor listrik lainnya yang memiliki jangkauan lebih jauh dari Honda Icon e; dan harganya juga lebih murah karena mendapat subsidi dari pemerintah sebesar Rp 7 juta setelah diproduksi di dalam negeri.
Namun sayang, kuota subsidi motor listrik sudah habis, seperti diketahui sebelumnya, tahun ini ada 600 ribu unit, namun jumlahnya berkurang hingga hanya 60 ribu unit.