
ditphat.net – Bulutitu Indonesia dimulai pada usia 2025, Piala Hakim yang menghadap Inggris pada hari Minggu, 27 April 2025.
Membawa Red -White Spirit, PBSI -TIM optimis untuk memenangkan kemenangan dalam pertandingan pengantar ini.
Melihat peta daya, Indonesia dibeli untuk mendapatkan poin penuh. Jonatan Christie dan teman -temannya menunjukkan kesediaan yang optimal selama sesi pelatihan terakhir.
“Kondisi atlet sangat baik sejauh ini, semua orang berada dalam keadaan yang siap untuk kompetisi,” kata Hian, kepala PBSI Pelatnas (Kepala Binpre), kepala Departemen Pengembangan dan Dasar.
Eng Hian menekankan bahwa tim Inggris akan mengurangi tim terbaik, memilih atlet berdasarkan kemauan fisik dan mental.
“Tujuan kami adalah memenangkan setiap pertandingan. Peluangnya terbuka dan kami merasa lebih baik secara keseluruhan,” tambahnya.
Penentuan garis adalah pertimbangan utama berdasarkan penentuan komposisi pemain, faktor kepala dan kepala berdasarkan pertemuan.
“Merekam pertemuan adalah referensi penting dalam menentukan lineup.
Dia menambahkan bahwa keputusan akhir terus memperhitungkan kemauan masing -masing atlet pada pertandingan.
“Jika atlet siap, kami akan meluncurkan rencana. Jika perubahan sedang terjadi, kami telah membuat rencana B,” lanjutnya.
Bagas/Ficri penuh dengan pria Inggris, Bagas Maulan dan Muhammad Shohibul Fikri menyatakan kesediaan mereka, terlepas dari kenyataan bahwa formasi tim berubah karena kekurangan Leo Rolly Carnando.
“Persiapannya sedikit berbeda di sini karena Leo tidak terlibat. Namun, karena ini adalah tim, semua orang harus siap ketika mereka direncanakan untuk pasangan mana pun. Meskipun di Inggris tanpa Ben Lane dan Sean Vendy, kami masih harus bangun dan berkonsentrasi,” kata Bagas.
Fikri menambahkan bahwa mereka secara fisik dan mental dalam kondisi sangat baik. “Alhamdulillah, kondisi kami sangat baik. Pertahankan penekanan di lapangan dan menguat secara mental,” kata Fikri.
Peluang bagi Bagas/Ficri untuk menghidupkan kembali Opengas dan Ficri, dipasangkan selama enam tahun, diklaim siap ketika mereka menjadi pertandingan melawan Inggris.
“Selama pelatihan, kami secara rutin bertukar pasangan untuk mempertahankan fleksibilitas. Permainan fikr tidak masalah karena kami sudah memahami mainan satu sama lain,” kata Bagas.
“Enam tahun berlalu dengan Mas Baga, jadi kami memahami kebiasaan di tanah. Kami siap kapan saja,” Fikri menyimpulkan dengan antusias.