
Jakarta, ditphat.net-Commemorated setiap tahun pada 12 November, National Health Day (HKN) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang masalah kesehatan dan mempromosikan gaya hidup sehat. Tema HKN 2024 kali ini adalah ‘bergerak bersama, sehat bersama’.
Dalam memperingati HKN 2024, Dewan Eksekutif Masyarakat Indonesia (PB IDI) mengulangi komitmennya untuk meningkatkan status kesehatan rakyat Indonesia. PB IDI mengundang semua dokter, petugas kesehatan medis, pemerintah, dan semua tingkat masyarakat untuk mengambil bagian dalam upaya kolektif untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang masih menjadi tantangan utama bagi bangsa. Gulir untuk informasi lebih lanjut!
Ketua Dewan Eksekutif Asosiasi Dokter Indonesia, Dr. Dr. Moh. Adib Khumaidi, Spot mengatakan masalah kesehatan di Indonesia sangat kompleks dan bervariasi, mulai dari penyakit non -komunitas seperti diabetes dan penyakit jantung, hingga penyakit menular seperti tuberkulosis dan demam berdarah dan penyakit menular lainnya. Selain itu, masih ada ketidakseimbangan dalam akses ke layanan kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta kurangnya sumber daya kesehatan di daerah yang membutuhkan.
Dari semua masalah kesehatan, Dr. Adib dia dalam tiga masalah utama, yaitu; Sistem Layanan, Sistem Pendidikan, dan Sistem Pendanaan.
Adib, dalam hal sistem layanan kesehatan, meskipun pemerintah telah menyediakan asuransi kesehatan nasional (JKN) atau BPJ yang sangat membantu mengakses orang Indonesia untuk layanan, tetapi layanan ini tidak memfasilitasi semua bidang. Masalah infrastruktur dan pencapaian untuk lokasi fasilitas kesehatan tetap menjadi masalah sehingga banyak orang tidak dapat menggunakan layanan kesehatan.
Dalam hal pendidikan terkait sumber daya manusia (SDM). Jika kita ingin menyelesaikan masalah layanan, maka satu aspek yang harus kita dorong adalah bagaimana ketersediaan sumber daya manusia juga didukung oleh ketersediaan fasilitas. Mengacu pada ketersediaan sumber daya manusia, pemerintah daerah perlu meningkatkan kapasitas dalam tata kelola pekerja hukum regional regional yang ada No. 23 tahun 2014.
“Setiap wilayah memiliki kebutuhan yang berbeda, dari mana penilaian dan rasio dapat dibuat terkait dengan kebutuhan akan jumlah populasi pekerja kesehatan medis. Ini nantinya akan memiliki implikasi untuk masalah sistem pendidikan,” jelas Dr. Adib, dalam pernyataannya, dikutip pada hari Selasa, 12 November 2024.
Ketika mempertimbangkan sistem pendanaan, Dr. Adib bahwa apa yang diberikan pemerintah saat ini sebagai JKN, BPJS Health, pekerjaan BPJS cukup bagus. Namun, perlu didorong bagaimana mempertahankan kualitas layanan dengan terus mengelilingi biaya sejalan dengan nilai layanan dan sesuai kebutuhan.
Cara memberikan standar layanan kesehatan terbaik untuk pasien. Dia mengingatkan Dr. Adib juga sistem pendanaan lain yang perlu dipertimbangkan adalah apresiasi bagi petugas kesehatan. Dalam hal ini, PB IDI telah menghasilkan panduan biaya dokter pada tahun 2024 berdasarkan pekerjaan profesional yang dilakukan.
Selain itu, ada masalah motivasi dokter dan petugas kesehatan yang bekerja di daerah dan terutama daerah -daerah terpencil di mana keberadaan dokter masih kekurangan.
“Kami berharap bahwa pemerintah pusat dan daerah dalam kasus ini dapat memberikan keamanan, keamanan, serta jaminan kesejahteraan bagi dokter yang bertugas di daerah -daerah terpencil. Penghargaan terhadap daerah tidak terdistribusi secara merata meskipun biaya kebutuhan ekonomi di setiap wilayah berbeda,” kata Dr. Adib.
Adib juga bahwa kurangnya jaminan keamanan, keselamatan dan kesejahteraan dari pemerintah daerah untuk dokter dapat menyebabkan ketidaksetaraan distribusi dokter di daerah yang membutuhkan.
“Untuk mengatasi masalah kesehatan yang semakin kompleks ini, partai -partai yang kuat membutuhkan kerja sama yang kuat, termasuk pemerintah, petugas kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta. Saya juga mengundang semua anggota IDI dan masyarakat yang lebih luas untuk terus bekerja sama dalam upaya meningkatkan skala kesehatan nasional.