
Bekasi, Live – Penggunaan insinyur lalu lintas, termasuk hulu dan satu arah, masih dalam tahap perkiraan berdasarkan analisis jumlah lalu lintas kendaraan selama Lebaran Mudik 2025.
Kepala corpus lalu lintas (Kakorlantas) dari Kepolisian Nasional, Inspektur Jenderal akan bertindak Suryonugroho menekankan bahwa keputusan itu tidak disengaja, tetapi dengan dalam penyelidikan yang berbeda.
Pada pertemuan koordinasi yang terkait dengan aliran rumah dengan Direktur Presiden PT Jasa MARGA, Subakti Syukur dan Direktur Operasi PT JASA MARGA, Fitri Wiyanti, Kakorlantas mengatakan tim telah menyelesaikan pemantauan langsung di lapangan.
“Kami bersama dengan Jasa Marga menonton arus lalu lintas, mulai dari jalan tol Cikampek ke Cipululer ke KM 71.
Dia menjelaskan bahwa penggunaan cara akan dipenuhi hanya ketika jumlah kendaraan yang lewat mencapai jumlah tertentu untuk jangka waktu satu jam secara berurutan. Indikator ini adalah referensi paling penting untuk penentuan kebijakan rekayasa lalu lintas.
“Jika radar dalam km 50 mendaftarkan 5.500 kendaraan per jam, kereta api terhadap satu -lano akan digunakan. Jika jumlahnya ditingkatkan menjadi 6.400 kendaraan, hilir ditambahkan ke dua jalan.
Selain itu, kebijakan pekerjaan di mana -mana (WFA) untuk ASN dan pembatasan kendaraan tiga sumbu juga membantu mengendalikan kepadatan aliran MUDIK.
Dengan sistem ini, distribusi kendaraan menjadi lebih terdistribusi secara lebih merata sehingga bagian atas aliran pengembalian dapat berpartisipasi lebih baik.
“Karena WFA, pergerakan kendaraan ke Java dan Sumatra mulai mengalir lebih awal. Data menunjukkan bahwa sekitar 30 persen pelancong meninggalkan Jakarta,” katanya.
Dia menegaskan bahwa keputusan untuk mengimplementasikan cara akan didasarkan pada hasil terbaru dari kalkulus lalu lintas.
“Kemudian, setelah melihat data yang diperbarui, kami dan JASA MARGA akan memutuskan kapan dan di mana cara akan digunakan secara nasional,” katanya.