Digitalisasi dan Pengembangan Industri Lokal Jadi Fokus Utama

Jakarta, Wiwa – Pemerintah Indonesia kini gencar mendukung industri lokal dan produk lokal, sekaligus mencari solusi atas tantangan dan peluang yang ada melalui strategi jangka panjang.

Fadhila Mathar, Direktur Jenderal Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kemenkominfo), menjelaskan upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan produk lokal pada proyek-proyek yang dikelola lembaganya.

BAKTI yang fokus pada pembangunan infrastruktur komunikasi di seluruh Indonesia berupaya memastikan tingkat komponen lokal (TKDN) menjadi prioritas utama dalam setiap proyek yang mereka kerjakan.

“Kami mendorong TKDN menjadi syarat mutlak dalam seluruh proyek BAKTI. Salah satu mekanismenya adalah melalui pendekatan regulasi yang akan diterapkan oleh Direktorat Jenderal SDPPI (SDPPI) dan PPI (Administrasi Pos dan Informatika)” yang dikendalikan melalui .” Ucapnya pada Indonesia Internet Expo keenam. dan Summit (IIXS) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jakarta pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Fadhila pun mengaku memang memperhatikan unsur TKDN, tidak hanya pada proyek base transmitter station (BTS), tapi juga pada pendukungnya dan proyek serat optik.

Dia mencontohkan BAKTI meluncurkan satelit Satria 1 berkapasitas 150 Gbps yang kini sudah komersial dan diharapkan bisa melayani sekitar 20 ribu titik pada tahun ini.

Dalam konteks geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan dan bukan daratan, Fadhila menjelaskan, pembangunan infrastruktur serat optik menghadapi berbagai tantangan.

Misalnya saja proyek Palapa Ring yang menggunakan BTS 4G yang fokus pada efisiensi waktu pelaksanaan dan mengatasi tantangan keamanan di banyak wilayah, khususnya Papua.

Untuk itu BAKTI melaksanakan dua program utama. Rencana layanan yang dimulai pada tahun 2015 ini mencakup kerja sama dengan berbagai mitra dan operator seluler, menyediakan layanan di 1.682 lokasi di seluruh Indonesia.

“Alhamdulillah, kita sudah mencapai kedewasaan dimana kita tidak lagi membutuhkan subsidi pemerintah. Di sana, BAKTI mulai bergerak secara parsial kecuali di 16.665 lokasi,” jelasnya.

Untuk daerah yang belum diminati operator telekomunikasi, BAKTI langsung membangun infrastrukturnya.

Namun seiring berjalannya waktu, beberapa sektor telah mencapai kematangan dan subsidi pemerintah tidak lagi diperlukan sehingga BAKTI mulai mengurangi keterlibatannya.

Berdasarkan data terkini BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika, target pembangunan BTS 4G di 5.618 lokasi, 5.245 di antaranya sudah beroperasi. Namun masih ada 373 lokasi di Papua yang belum terlayani karena kendala keamanan.

Fadila Mathar juga mengungkapkan capaian TKDN bidang infrastruktur komunikasi dan informasi yang dibangun BAKTI.

Paket I mencapai 52 persen, Paket II dan III masing-masing 71 persen, Paket IV 67 persen. “Self-assessment menunjukkan nilai TKDN pada berbagai paket proyek melebihi ketentuan minimum pemerintah,” ujarnya.

Acara Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) keenam yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) bertujuan untuk membahas peran digitalisasi sebagai andalan dalam pengembangan industri dan perekonomian lokal.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *