
Jakarta, ditphat.net, Distribute Kasus Pemerasan terkait dengan solusi khusus yang dilakukan oleh anggota Polisi Indonesia di sejumlah sekolah menengah atas (SMK) di Sumatra utara.
Baca Juga : Daftar Mobil China Paling Laku di Oktober, Tapi ada yang Gak Jualan Sama Sekali
Diketahui bahwa kedua petugas polisi adalah mantan karyawan sementara (PS) oleh kepala kapal selam Tipidkor dari Direktorat Polisi Regional untuk Investigasi Kriminal di Sumatra Utara, perusahaan Ramley Sibbling dan Brigade Bayy sebagai penyelidik tambahan.
Dalam kasus ini, petugas polisi ditunjuk sebagai tersangka untuk pemerasan kepala sekolah menjadi 4,75 miliar rp.
Perilaku kedua tersangka yang dipecat dengan julukan pemecatan (PTDH) terungkap selama operasi tangkapan (OTT) bersama dengan Komisi Korupsi (KPK).
Sementara itu, kasus ini dimulai ketika rencana untuk pengembangan kualitas sekolah kejuruan dan menengah di wilayah Sumatra utara.
Konstruksi berasal dari dana distribusi khusus, yang siap mendukung kegiatan pendidikan di daerah.
Ada orang yang mencoba meminta proyek dari Dak Funds. Maka peran dua petugas polisi adalah memeras sekolah yang tidak ingin diminta untuk proyek tersebut.
Baca Juga : Keluarga Crazy Rich Asia Saling Bersaing Bikin Mobil Listrik
Dilihat dari sisi lain dari salah satu petugas polisi yang dicurigai, Ramley Sebring telah dicatat bahwa ada aset dari 659.141.776 rp, dikutip oleh ditphat.net dalam laporan penyelenggara negara bagian (LHKPN) pada tanggal 27 Maret 2024.
Berdasarkan catatan tersebut, aset Ramley Sebring didominasi oleh tanah dan bangunan senilai 500 juta rp, yang terletak di madu.
Saat melihat transportasi dan mesin, Ramli Sembiring hanya memiliki satu kendaraan di garasinya, Mini Auss Car untuk 2014. Toyota Mini Auss senilai Rp130 juta.
Selain aset -aset ini, ia juga melaporkan aset bergerak lainnya senilai 25 juta rp dan tunai dan setara kas dalam jumlah 4,1 juta rp.