
Depok, ditphat.net-in Seminar Nasional ke-7 di Universitas Indonesia, Toyota Indonesia menekankan kewajibannya untuk mendukung penelitian dalam ekonomi hijau.
Sebagai manifestasi dari dukungannya, Toyota berkontribusi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (Feb UI) dengan tujuan penelitian dan layanan masyarakat terkait dengan ekonomi hijau.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat peran akademik mengembangkan solusi berkelanjutan yang terkait dengan kebutuhan ekonomi hijau Indonesia.
“Kami berharap kontribusi ini akan mendukung pengembangan penelitian yang memperkuat relevansi akademik dan sosial, terutama tentang masalah transisi energi,” kata Presiden PT TMIN Nandi Julyanto, yang dikutip oleh ditphat.net Automotive pada hari Rabu, 30 Oktober 2024.
Toyota Indonesia membawa strategi “multi -jathway” untuk mengembangkan berbagai teknologi dengan pembebasan rendah seperti biofuel, bioetanol, hidrogen dan kendaraan bertenaga listrik sebagai langkah menuju 2060 emisi nol.
Selain menekan emisi karbon, implementasi energi terbarukan baru (EBT) juga memiliki efek positif pada kesejahteraan petani Indonesia, terutama melalui bioenergi.
“Penggunaan EBT sebagai bioenergi dapat mengurangi ketergantungan pada konsumsi bahan bakar fosil, yang tidak hanya membantu lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Strategi ini sejalan dengan visi Toyota, “Beyond Zero”, yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam semua aspek bisnis, dari produk hingga operasi.
Dengan adanya teknologi emisi rendah seperti LCGC, Raising, PHEV, BEV dan FCEV, Toyota juga mengundang orang untuk aktif dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Bob Azam, wakil presiden Pt Tmin, menekankan bahwa “tidak ada solusi sederhana untuk transisi energi. Alternatif teknologi yang berbeda harus dikembangkan dan disesuaikan untuk kebutuhan orang untuk mempercepat pengembangan kendaraan rendah -emisi.”