Telkom Ingin Jadi Nomor Satu, tapi Caranya Beda

Jakarta, ditphat.net – Head of Digital Vertical Ecosystem Movement and Public Service, Telkom Indonesia Digital Business and Technology, Goe Ngurah Sandhy Widyasthana mengatakan, pola pikir dan penerapan budaya kolaboratif menjadi kunci keberhasilan Telkom bertransformasi menjadi perusahaan komunikasi digital di Indonesia. .

Ia mengatakan perubahan pola pikir ini dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk memastikan Telkom tetap menjadi perusahaan pelat merah yang mampu memberikan solusi kepada masyarakat sekaligus tumbuh komersial di pasar global.

“Jadi dulu pikiran sebagai pebisnis itu kompetitif, maklum kompetitor selalu kalah. Sekarang, pikiran berubah menjadi kooperatif. Untuk menjadi pemenang, tidak perlu kalah atau kalah. Kita bisa jadilah pemenang bersama,” ujarnya, di Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2024.

Goe mencontohkan pola pikir tersebut yang diterapkan dalam inisiatif Telkom untuk mendukung pertumbuhan ekosistem startup Indonesia dengan mengajak para startup untuk berkolaborasi memberikan solusi yang belum tersedia pada layanan Telkom.

Faktanya, startup digital di Indonesia belum mampu memberikan solusi dalam hal intelijen dan keamanan siber yang berkembang belakangan ini. Telkom terbuka untuk bekerja sama dengan mitra asing yang bersedia mendukung pertumbuhan sektor ini di Indonesia.

“Kami berinvestasi pada startup lokal yang solusinya belum kami miliki. Bahkan, kami sedang mempersiapkan mereka untuk memiliki koneksi global. Makanya kami mencoba mendatangkan modal ke Indonesia,” jelasnya.

Kemitraan ini memperkuat pilar lain yang menyukseskan transformasi digital Telkom, yakni pilar infrastruktur dan platform digital. Dari sisi infrastruktur digital, Telkom terus meningkatkan kemampuannya dengan mengupgrade teknologi jaringan yang sudah mencapai 5G.

Sementara dari sisi platform digital, Telkom juga mengikuti perkembangan teknologi dengan menyediakan dan memperluas pusat pengetahuan untuk mengembangkan teknologi baru di tanah air.

“Saat ini, situasinya mengacu pada pusat data, mengingat pertumbuhan teknologi menuju AI, cloud, dan lain-lain. Maka kita memperkuat data center di Indonesia, salah satunya menjaga kedaulatan data. Data Indonesia ada di Indonesia,” kata Goe. .

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *