
JAKARTA, ditphat.net – Pemerintah Indonesia telah mengumumkan banyak insentif pajak untuk industri mobil 2025.
Untuk kendaraan hibrida, pemerintah memberikan insentif 3% dalam bentuk DTP PPNBM (pajak atas penjualan barang -barang mewah yang mendukung pemerintah).
Pemerintah kemudian terus memberikan insentif DTP 10% PPN untuk sepenuhnya menggulingkan kendaraan listrik impor (CKD).
Ada juga 15% dari PPNBM DTP untuk impor seluruh atau sepenuhnya kendaraan listrik (CBU) dan CKD, dan ada pengecualian dari kewajiban impor untuk kendaraan listrik CBU.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIMIN) juga menanggapi insentif sebagai produsen mobil hibrida domestik dan kendaraan listrik.
Bob Azam, wakil presiden PT TMMin, menyarankan agar produksi juga menerima insentif untuk mencoba melokalisasi komponen, kendaraan listrik khusus.
“Sekarang untuk konsumen. Ya, ini belum untuk produsen. Saya berharap bahwa di Indonesia kita dapat mendukung investasi, komponen listrik yang akan dilokalkan lebih cepat,” ditphat.net dari Jakarta selatan mengutipnya.
Menurutnya, lokalisasi komponen antara kendaraan listrik dan tradisional berbeda. Oleh karena itu, dukungan dalam bentuk insentif untuk produsen yang ingin menghasilkan komponen domestik diperlukan.
“Kami biasanya berharap bahwa industri perintis akan memiliki insentif. Lokalisasi komponen listrik harus didorong. Oleh karena itu, lokalisasi dalam mobil tradisional sama dengan elektrifikasi. Tentu saja, ini berbeda.
Sementara itu, diharapkan bahwa merangsang dukungan untuk produsen yang melokalisasi kendaraan listrik dan komponen hibrida akan mempercepat era elektrifikasi Indonesia.
Ini akan merangsang pertumbuhan ekosistem otomotif yang lebih cepat, mengingat bahwa industri mobil Indonesia cukup kuat.
“Karena Indonesia adalah mobil yang sangat kuat sekarang, pertumbuhan ekosistem setelah itu bisa lebih cepat. Mengapa, karena lokalisasi kami sudah tinggi, ini juga merupakan industri intensif kerja, modal intens, kepadatan teknologi dan ekspor,” kata Bob.
Selain itu, Bob menekankan bahwa pertumbuhan yang dipercepat dari ekosistem listrik dapat membuat hawa hawa dengan pusat listrik untuk wilayah tersebut.
“Faktanya, industri ini sudah menjadi perdana menteri, yang berarti didukung oleh pemerintah. Oleh karena itu, industri diubah menjadi elektrifikasi. Oleh karena itu, jika kita dengan cepat berubah, kita dapat menjadi pusat elektrifikasi,” tambahnya.
Dia kemudian mengingatkan saya tentang pentingnya mempertahankan pasar domestik yang besar.
“Pasar kami sangat besar, tetapi kami tidak akan terus berkurang. Kami berharap tahun ini saja, itu akan turun 15% dan tren ini tidak akan berlanjut,” Bob menjelaskan.
Dia juga berharap bahwa daya beli orang dapat meningkatkan daya beli mereka karena mereka dapat menarik investasi, mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam industri otomotif global karena sangat penting untuk perluasan pasar.
“Jadi kami berharap daya beli akan pulih dan bahwa pasar akan berkembang sehingga investasi dapat dipulihkan, investasi dapat masuk dan mendorong ekonomi. Inilah yang kami harapkan,” pungkasnya.