ditphat.net – Media sosial dihebohkan dengan ulah seorang pelajar asal Indonesia yang lebih memilih melakukan pekerjaan serabutan dibandingkan mengambil pekerjaan lain. Terlihat dalam unggahan video yang ditampilkan akun Instagram @zonamahasiswa.id pada Senin, 24 Juni 2024, memperlihatkan gambar provokatif seorang siswi asal Indonesia.
Bagaimana tidak, semenjak lulus dengan predikat cum laude dari Universitas Gadjah Mada (UGM), pemilik nama Dea Rachma ini tak segan-segan masuk Working Holiday Visa (WHV) dan menjadi seorang cleaner atau pembersih toilet di Australia. .
Melalui Instagram miliknya @dearaleyden, ia kerap berbagi aktivitas dan pengalamannya selama berwisata di WHV. Dalam unggahan Instagram di atas, terlihat pengalaman kerjanya selama pindah ke Australia. Mulai dari bekerja sebagai hotelier di hotel bintang 5 hingga pekerjaannya saat ini sebagai cleaner atau pembersih toilet di mini camp.
Meski kerap mendapat komentar negatif dari para follower dan netizen di media sosial pribadinya, Dea mengaku tak keberatan dan bersyukur diberi kesempatan berkiprah di negara lain, khususnya di Australia.
Ia tak menyesal karena bisa mendapatkan banyak pengalaman baru, terutama saat ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih yang mengharuskannya bekerja penuh waktu di luar rumah selama 12 jam sehari dengan 9 hari kerja.
“Ada yang lebih mahal dari barang material, apa itu? tahu. Uang itu tidak bisa membelinya. Jadi saya menikmati perjalanan saya di sini, menikmati peluang yang saya dapatkan di sini, tulis teks unggahan di akun Instagram @dearaleyden, seperti dilansir ditphat.net.co.id.
Diketahui, Dea Rachma pun mengungkap di Instagram pribadinya beberapa alasan mengapa ia memilih pekerjaan aneh tersebut, yakni sebagai asisten kebersihan.
“Salah satu alasan saya mengambil pekerjaan kebersihan ini adalah untuk memperpanjang visa saya di Australia karena saya ingin meningkatkan peluang yang saya miliki. Tawaran pekerjaan ini dan ini “Tantangan baru bagi saya, keluar dari zona nyaman saya,” tulisnya di keterangan postingan Instagram-nya.
Jadi, bagi lulusan UGM ini, tak ada salahnya menyesali pekerjaan yang dipilihnya selama ini. Dea kembali mengucap syukur atas apa yang dimilikinya saat ini. Ia juga meminta mahasiswa atau pencari kerja untuk keluar dari zona nyaman.
“Mudah-mudahan bisa mendapat kesempatan mencoba hal baru di luar zona nyaman ya?” penjelasan lebih lanjut.
Apa yang dipikirkan netizen
Tak lama kemudian, video viral ini viral di media sosial hingga mengundang komentar netizen.
“Iya itu 300 ribu sejam dikali 11 jam. Dikali minimal 20 hari sebulan. Bisa sendiri. Idenya kerja itu memalukan, tapi di sana peralatannya bagus, perusahaannya. Ya ,bahwa kehidupan sosial itu baik. Kalah gaji petugas di Indonesia,” tulis salah satu warganet.
“Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang kamu nikmati, jangan lupakan itu,” tulis salah satu warganet.
“Dengan pengalaman + gaji yang kamu punya, kamu bisa mendapatkan uang, meski biaya hidup di sana bisa sedikit berhemat, tapi banyak hal kecil di Indonesia,” sahut yang lain.
“Tapi di Australia beda gajinya OB Indonesia dan yang mau kerja disana hahaha,” sahut yang lain.
“Adik ini pandai mencari uang, apalagi dengan bekerja sebagai CS. Gajinya bersih dan tidak mengeluarkan biaya kamar dan makan.
“Syukurlah disana, nama S3-nya tidak muncul,” tulis yang lain.
Baca artikel ditphat.net Trending lainnya di link ini,