ditphat.net – Presiden PSSI Eric Thohir mengomentari reaksi kaget Shin Tae-yong saat mengetahui timnas Indonesia dikalahkan 10-0 oleh Bahrain.
Momen kelam itu terjadi pada 29 Februari 2012 saat babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Asia. Kini, 12 tahun kemudian, Timnas Indonesia akan kembali menghadapi Bahrain pada Kamis, 10 Oktober 2024 pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Nasional Bahrain. Jelang laga melawan Bahrain, STY mendapat informasi kekalahan timnas Indonesia. 2012. Informasi ini tiba-tiba mengejutkannya.
“Kapan ini terjadi?” Terakhir kali kita bermain di sini?’ ucap STY kaget seperti terlihat di YouTube PSSI pada Rabu 9 Oktober 2024
Saat ditanya soal misi balas dendam, STY sepertinya lebih memilih menyembunyikan hasil buruknya. Menurutnya, saat ini pemainnya harus berusaha meraih kemenangan saja.
“Daripada memikirkan balas dendam, lebih baik fokus pada permainan kita dan bagaimana cara menang,” kata STY.
Terkait hal tersebut, Ketua Umum PSSI Shin Tae-yong mengaku belum mengetahui sejarah timnas Indonesia dan Bahrain.
“Ya karena Shin Tae-yong tidak tahu sejarahnya. Kalau tidak salah saat itu dualisme PSSI, dualisme liga,” kata Eric kepada wartawan, Rabu, 9 Oktober 2024.
“Saya juga masih sangat muda dan ya, kami tidak mengirimkan tim terbaik saat itu, jadi wajar saja mereka mati. Tapi itu menjadi pelajaran bagi kami,” lanjutnya. Sementara itu, Eric Tohir mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu demi sepak bola Indonesia. Dengan begitu, sepak bola Indonesia tidak akan terjerumus ke dalam sejarah kelam.
“Kalau kita sebagai bangsa, sebagai PSSI, sebagai pemangku kepentingan sepak bola, kita harus bersatu untuk bisa mewujudkan apa yang kita impikan, menjadi unit yang terbaik,” kata Eric.
“Kalau kita terpecah seperti dulu, masih ada ego industri, tim nasional kita, Liga tidak mau berhenti, EPA dan Soeratin punya waktu dan program yang bertentangan, kalau tidak memperkuat Soeratin, mereka yang bermain di tim nasional akan masuk daftar hitam, itu akan menjadi kehancuran kita.
“Agar timnas bagus, tugas kita harus tahu bagaimana mengatur segalanya dengan baik agar tidak terjadi pembantaian 10-0 seperti dulu,” jelasnya.