BEIJING, ditphat.net – Teknologi asal Amerika Serikat (AS), International Business Machines atau IBM, telah sepenuhnya mengotomatisasi departemen penelitian dan pengembangan (R&D) di China.
Akibat kebijakan tersebut, IBM harus merumahkan lebih dari seribu pekerja di kawasan Tirai Bambu. Keluarnya IBM merupakan dampak dari ketegangan antara Beijing (China) dan Washington DC (AS).
“Kami mengubah operasi sesuai kebutuhan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Perubahan ini tidak akan memengaruhi kemampuan kami dalam mendukung pelanggan di Tiongkok,” kata perwakilan IBM, Selasa, 27 Agustus 2024 South China Menurut Morning Post.
Setelah menutup dua lini bisnis khusus pengujian dan R&D, IBM juga mengumumkan rencananya untuk mengalihkan layanan ke perusahaan swasta dan memilih perusahaan multinasional yang beroperasi di negara lain.
Menurut Wall Street Journal, mengutip karyawan yang diberitahu oleh Wakil Presiden IBM Jack Hergenroeder, perusahaan bermaksud memindahkan departemen R&D dari Tiongkok ke kantor di negara lain. Saat ini, mereka dikabarkan sedang mencari insinyur dan peneliti di Bangalore, India.
IBM adalah perusahaan IT global terbaru yang memutuskan untuk menerapkan PHK di Tiongkok di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat mengenai teknologi.
Kawasan ini dinilai sangat sulit dan menjadi sumber konflik kedua negara yang berusaha saling menaklukkan.
Mulai dari Semikonduktor hingga Artificial Intelligence (AI). Tahun ini saja, tenaga kerja perusahaan teknologi multinasional seperti pembuat ponsel Ericsson, pembuat mobil listrik Tesla, pengecer online Amazon, dan perusahaan chip Intel.