
Jakarta, banyak ditphat.net-mara telah mengiritasi atau tidak terkendali emosi sering dianggap sebagai salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Namun, dalam sebuah wawancara pada hari Kamis, 30 Januari 2025, Dr. Muhammad Pranandi, Sp.P.D.D, pakar kedokteran lokal dari RSPI Puri Indah, membuat pernyataan yang menolak konsep tersebut. Setelah Dr. Nandi, kemarahan bukanlah penyebab langsung tekanan darah manusia.
“Pada dasarnya, iritasi tidak menyebabkan seseorang menderita tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi terjadi ketika aliran oksigen di otak berkurang, dan dapat menyebabkan sakit kepala,” katanya.
Selain itu, Dr. Nandi menekankan bahwa kemarahan tidak berhubungan langsung dengan tekanan darah. Tidak semua orang marah menderita tekanan darah tinggi, dan sebaliknya, orang dengan tekanan darah tinggi sering tidak memiliki masalah dengan emosi.
“Bukan berarti orang yang sering kesal harus memiliki tekanan darah tinggi. Ini adalah dua hal yang berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah, salah satunya adalah kehidupan yang tidak sehat,” kata Dr. Nandi. Penyebab utama tekanan darah tinggi
Setelah Dr. Nandi, gaya hidup yang tidak sehat adalah faktor kunci yang mempengaruhi terjadinya tekanan darah tinggi. Fitur seperti makanan biasa makan garam, kurang tidur dan latihan jarang, semuanya berkontribusi pada peningkatan tekanan darah tinggi. Selain itu, merokok dan kebiasaan alkohol yang berlebihan adalah katalis yang penting.
“Merokok, kurang olahraga dan garam yang berlebihan adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempertahankan berat badan yang lebih baik, mengurangi konsumsi garam, berolahraga secara teratur dan menghindari merokok dan alkohol,” jelas Dr. Nandi.
Untuk mencegah tekanan darah tinggi, Dr. Nandi menyarankan agar kami melakukan tes kesehatan secara teratur, terutama jika kami memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau memiliki faktor risiko lain seperti obesitas. Diagnosis umum ini dapat membantu mendeteksi tekanan darah dini dan menghindari lebih banyak stres, seperti penyakit jantung dan stroke.
“Jika tekanan darah Anda masih tinggi setelah hidup, maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda untuk perawatan yang tepat. Dokter akan memberikan obat yang tepat untuk mengendalikan tekanan darah Anda,” kata Dr. Nandi.