
Jakarta, ditphat.net – Dalam konteks peningkatan sumber daya manusia (SDM), fakultas hukum Universitas Pankasil (FHUP), membuka pusat pelatihan atau pusat pelatihan bernama Prancasila School of Diplomcy dan kepemimpinan eksekutif Proggram. Keuntungan dari pusat pelatihan ini adalah keberadaan materi diplomatik yang diberikan kepada para peserta.
Dekan Fakultas Hukum Profesor. Eddie Pratomo mengatakan bahwa pemimpin itu membutuhkan keterampilan diplomasi. Dengan demikian, materi diplomasi ini merupakan keuntungan dengan program diploma dan kepemimpinan eksekutif di Sekolah Diploma dan Kepemimpinan Eksekutif.
“Materi pelatihan di lembaga ini berbeda dari yang lain. Kami akan mengajarkan keterampilan negosiasi yang mencakup berbagai bahan, termasuk negosiasi kontrak, negosiasi konflik, negosiasi di beberapa bidang, negosiasi tentang peluang yang dilintasi dan strategi negosiasi yang efektif, ”katanya, pada hari Senin, 24 Februari 2025.
Pusat pelatihan ini menghadirkan staf pengajar yang andal dari berbagai lembaga. Mereka memiliki pengalaman di daerah mereka. Misalnya, dari OJK, Asosiasi Notaris Indonesia, Lemkhana dan lainnya. Setidaknya tidak kurang akan disajikan oleh duta besar yang berpengalaman untuk menyediakan materi di pusat pelatihan ini. Kemudian para peserta melakukan pelatihan hukum khusus, yang termasuk penciptaan tindakan notaris, penciptaan syariah, hukum bisnis, hukum sipil, hukum pidana, hukum internasional, hukum kekayaan intelektual dan hukum agraria.
“Kami agak berbeda. Kami memiliki metode diplomatik yang mencakup forum negosiasi, arbitrase dan diplomasi. Ini adalah cara untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang damai. Kami ingin mempromosikan ini,” katanya.
Di tempat yang sama, rektor Universitas Pankavili Prof. Marcudy Vakha Kisvoro mengatakan bahwa pusat pelatihan ditujukan untuk belajar pengembangan di bidang hukum. Jadi semua warga negara harus memahami hukum.
“Lembaga ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari pebisnis, notaris dan peserta hukum,” katanya.
Kanselir juga mengatakan bahwa pusat pelatihan diciptakan untuk meningkatkan pendapatan di kampus, sehingga tidak hanya bergantung pada sisi siswa siswa. Tujuan dari pusat pelatihan ini adalah ilmuwan, profesional, dan masyarakat umum.
“Harus diharapkan bahwa ini dapat meningkatkan pendapatan sebesar 30 persen siswa-tidak-SPP,” katanya.
Dia menyebutkan bahwa hanya di Universitas Harvard dia bisa mendapatkan 51 % dari pendapatan dari sumber non-SPP, sementara 49 % dari biaya kuliah. Dia percaya bahwa hal yang sama dapat dilakukan dengan menciptakan pusat pelatihan.