
Jakarta, sistem ditphat.net-ETA, membuat kontraktor yang meninggal, nama samaran tidak dapat dimainkan karena diperiksa oleh sistem yang terintegrasi.
PT Waskita Karya (Persero) TBK terus mengubah teknologi digital untuk berkontribusi pada keberhasilan operasi Exlen.
Salah satunya adalah pengembangan sistem manajemen konstruksi terintegrasi, yang bertujuan melihat apakah proyek tersebut bekerja dengan baik.
Sistem manajemen konstruksi terintegrasi juga beroperasi sebagai sistem pendahuluan (EWS).
Sistem ini adalah kombinasi sistem dan aplikasi untuk produk (SAP), data bangunan (BIM) 4D/5D, sistem data geografis (GIS), tabel utama, analisis produksi nilai (EVA)
Setelah itu, semua sistem termasuk dalam jadwal pengadaan, menara kontrol digital dan aliran VSB (VSB), yang merupakan dasar untuk melacak dalam bentuk pekerjaan bersama dalam diagnosis.
Oleh karena itu, diharapkan bahwa sistem ini akan dapat memainkan peran dalam perkiraan, pelacakan dan keputusan.
Sekretaris Unit Pusp Vaskita Karia Ermy mengatakan bahwa kombinasi dari berbagai sistem, dan kemudian menciptakan Indeks Kinerja Proyek (PPI).
Dia mengklaim bahwa dia dapat memeriksa kinerja proyek di mana saja, kapan saja, waktu nyata melalui aplikasi di komputer iOS dan Android.
Menurut hasil PPI, proyek Waskita Karya dengan indikator yang sangat baik meningkat dari 21 persen menjadi 45 persen pada Desember 2024, dan 70 % meningkat tahun ini
“Kami adalah perusahaan konstruksi pertama dan satu -satunya yang menggunakan sistem manajemen konstruksi terintegrasi dalam waktu dekat. Kami akan mendaftarkan paten ini untuk inovasi digital, ”katanya pada hari Jumat 21 Februari 2025.
Penggunaan sistem gabungan ini juga memiliki efek positif, memberikan banyak keuntungan. Kelompok ini memiliki efektivitas biaya internal, karena berfokus pada pengurangan biaya operasi, prioritas produk dan manajemen biaya yang ketat.
“Dengan demikian, ini dapat meningkatkan efisiensi operasional, karena berfokus pada proyek -proyek besar, dan kemudian penggunaan Internet of Things (IoT) akan membantu mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi. Untuk mengendalikan bahan, biaya, ”kata Ermmy.
Untuk data Waskita Karya, sekitar 58 proyek di seluruh Indonesia. Sementara proyek selesai selama 2024–39, yang termasuk Akha Dam, panggilan dan infrastruktur lainnya.