
JAKARTA, ditphat.net – Kota pintar Smart City mengintegrasikan manajemen sumber daya teknologi informasi, mendukung dukungan lingkungan hijau, mendukung pertumbuhan bisnis dan menciptakan lapangan kerja.
Pemerintah juga memiliki kartu jalan digital yang dibuat sebagai panduan strategis untuk mencapai tujuan -tujuan ini yang berisi tiga kepala yang mendikte.
Pertama, Departemen Infrastruktur dalam TIK (TIK), TIK ditingkatkan untuk meningkatkan perubahan digital di Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menggunakan teknologi satelit dari satu upaya. Kedua, manajemen, peralatan default, dan layanan publik dikelola secara efektif dan dikelola secara efektif untuk mendukung pengembangan Smart City.
Ketiga, pemerintah menetapkan standar pada perangkat yang kompatibel dengan teknologi digital untuk memastikan penggunaan yang optimal di bidang yang berbeda, seperti pemerintah, kesehatan dan transportasi.
Persyaratan untuk menjadi kota yang cerdas, termasuk layanan manajemen overhead (Shatter), yang didominasi oleh PT Jakarta PropertyDdo (JIP).
Ini adalah sistem yang dapat pengaturan seperti kabel listrik, telekomunikasi dan pipa gas dengan cara yang terintegrasi ke tanah.
Dengan sistem ini, jaringan yang sebelumnya kacau kacau dapat ditransfer ke tanah untuk mengagumi kota kecil dan lebih aman.
“Selain memasok ketinggian kota pembersih, ada juga risiko pesawat terbang, karena jaringan utilitas bergizi dapat secara teratur, dukungan estetika, modern dan digital,” kata pemimpin Keepen, Ivan C Permana, Sabtu, 1 Februari, 20, 250.
Jakarta Property Infrastructure (JIP) ditujukan untuk kabel berlebih 24.738 meter, dibagi menjadi 10 teh. Ini telah dilakukan dengan panjang total dari 2024 hingga 2024 hingga 84,5 kilometer, 54,5 kilometer dalam distribusi selatan dan 30 kilometer di Jap Timur.
Untuk alasan ini, Kota Denpasar membuat pertanyaan Drak di rumah regional untuk mengeksplorasi manajemen dengan bantuan jaket sebagai bagian dari upaya mereka untuk meningkatkan kualitas kota publik.
Sistem BJUT diyakini sebagai referensi ke Kota Denpasar untuk meningkatkan efisiensi manajemen jaringan yang berguna di daerahnya.
Presiden Kartu Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, mengatakan bahwa manajemen bisa menjadi duta besar untuk mengatur dan tidak mengatur estetika kota dan tidak mengganggu.
“Kami ingin melihat Firesan bagaimana sistem ini diimplementasikan di Jakarta sehingga dapat diterapkan pada Denpasar. Kami juga diterima, sehingga sistem yang serupa dapat digunakan sesuai dengan fitur,” kata Gusti.