
ditphat.net-PSSI membuka suara yang terkait dengan sanksi yang diberikan oleh FIFA kepada tim nasional Indonesia, sutradara Sumardji dan asisten pelatih Kim Jong-jin.
FIFA telah menerbitkan daftar pelanggaran dan sanksi yang diterima oleh beberapa tim nasional di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tidak diinginkan, tim Garuda dibombardir dengan empat penalti secara bersamaan dengan denda hampir RP1 miliar.
Pertama, FIFA menegur tim nasional Indonesia karena ditunda untuk dimulai pada 10 September 2024.
Kedua, tim nasional Indonesia menerima sanksi dalam bentuk denda 10.000 swiss ruansa atau setara dengan Rp 178 juta karena awal awal melawan Cina, pada 15 Oktober 2024.
Ketiga, Direktur Tim Nasional Indonesia, Sumardji. Dilarang menemani tim untuk pertandingan dan denda 5.000 franc Swiss (Rp89 juta) juta dengan penalti “perilaku buruk” ketika tim Nasional Indonesia melawan Bahrane pada 10 Oktober 2024.
Pada waktu itu, Furdji berjuang untuk memprotes kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf, yang menganggap dirinya konfrontasi di ekor kartu merah.
Akhirnya, asisten pelatih tim nasional Indonesia, Kim Jong-jin, dilarang oleh empat pertandingan ditambah denda 5.000 Swiss Frikan atau setara dengan 89 juta RP. Putusannya sama dengan Furdji.
Ayo, anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan bahwa partainya adalah sanksi FIFA.
“Segera setelah kita mematuhi denda yang diberikan FIFA, kita juga harus mengevaluasi dan meningkatkan apa sebenarnya kesalahan kita, karena itu dimulai terlambat dan seterusnya,” kata Arya.
“Jika ada karyawan kami sebagai Pak Mardji, kami menerimanya karena situasi pada waktu itu Mardji berusaha menjaga Supaya untuk tidak mengambil pelatih yang dihukum. Jadi kami menerima hukuman FIFA,” jelasnya.