Medan ditphat.net – Asosiasi Perdagangan dan Industri Sumut Bidang Pekerjaan Umum dan Prasarana dan Gapeksindo Sumut akan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024; Pembangunan stadion untuk wilayah Sumut menjadi sorotan.
Dihubungi Plt Gubernur Sumut Agus Fatoni, pembangunan stadion PON 2024 yang diyakini sangat berbeda dengan kondisi lapangan berjalan sesuai target dan jadwal.
“Kami sampaikan setelah PON digelar, untuk PON ini, tembok beton ini bisa kita selesaikan dalam dua minggu. Kalau tidak, dua hari akan siap. Dari luar, tidak ada yang tahu pembangunan ini,” kata Erickson Lumbang Tobing. Analis Konstruksi Sumut, Kantor Gapeksindo Sumut. Jumat malam 23 Agustus 2024 dalam diskusi dengan wartawan.
Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua Kadin Sumut Bidang Pekerjaan Umum dan Prasarana; Syamsuddin Waruwu serta TM Pardede dan Junjungan Pasaribu turut hadir. Kemudian Sekretaris Jenderal (Sekum) Gapeksindo Sumut; Josua Fereira Pangaribuan dan Gubernur Gapeksindo Sumut lainnya juga turut hadir.
Erickson mengungkapkan dirinya dikritik atas pembangunan arena tersebut. Ia kemudian mengatakan tak mendukung PON 2024 sukses.
Tidak ada alasan untuk protes sekarang. Pasti ada banyak alasan untuk menyebutnya politik. Kalau cek sosial, jangan pilih setelah PON. Nanti setelah PON akan terlihat semuanya, jelas Ketua Gapeksindo Sumut itu.
Erickson mengatakan, Sumut berharap bisa menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional 2024 dan memberikan dampak bagi dunia olahraga di Sumut dengan memiliki fasilitas berkualitas untuk melahirkan atlet-atlet berbakat masa depan.
Erickson mengatakan, menginginkan lokasi PON yang kualitas konstruksinya berstandar internasional karena akan memberikan nilai tambah bagi perkembangan atlet ke depan.
“Saya lihat betul-betul proyek-proyek untuk PON, kalau sekarang ada masalah pasti saya tolak dukung PON. Fasilitas terkait pembangunannya sudah bagus, dan itu mengancam kelangsungan Sumut kita ke depannya. ” kata Erickson.
Erickson mengatakan, dunia konstruksi di Sumut saat ini berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Sebab, banyak permasalahan yang muncul dalam pembangunan infrastruktur yang tidak sesuai dengan kenyataan dan keinginan sebenarnya.
“Sesuai pengalaman kami, lingkup pekerjaannya adalah konstruksi, kami pastikan kondisi infrastruktur PON XXI dalam kondisi buruk. Banyak kendala mulai dari interworking hingga penjadwalan dan kami yakin tidak akan selesai tepat waktu. jelas Erickson.
Wakil Ketua Kadin Sumut Syamsuddin Waruwu mengatakan, pertemuan tersebut memberikan sinyal mengenai kondisi konstruksi gedung yang akan dibangun.
“Kita tahu ini semua belum siap. Tapi ini sinyalnya. Kita tahu belum siap. Nanti setelah kontrak mereka bilang belum siap,” kata pria yang akrab disapa Ucok itu. Kardon
“Teman-teman perslah yang berharap bisa berkontribusi dalam pembangunan lokal untuk pembangunan. Jangan hanya mengambil bahan dan tenaga kerja. Tapi kita harus melakukan segalanya dan punya modal,” jelas Ucok Cardon lagi. .
Ucok Kardon mengatakan proses peradilan akibat tidak berjalannya proyek infrastruktur di Sumut sungguh memilukan. Jangan sampai hal ini terjadi setelah PON dilaksanakan. Sebab, sektor konstruksi menjadi korban manipulasi regulasi.
Bambang Pardede (mantan Ketua PU Sumu) tidak ingin orang lain mengalami hal tersebut. “Itu adalah korban dari dunia konstruksi yang destruktif di Sumut,” kata Ucok Kardon.
Sementara itu, pakar konstruksi Junjungan Pasaribu mengatakan permasalahannya adalah perilaku asusila, Mulai dari pelanggaran aturan mulai dari proses tender hingga munculnya praduga hukum yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik, termasuk di industri konstruksi.
“Konstruksi itu bicara fakta nyata, tidak ada kerugian total. Misalnya kasus lampu pocong, bisa dibilang itu asumsi hukum. Kok bisa? Sumpah fisiknya ada, tapi dibilang total kerugian? “Ini menghukum orang; Kami tidak menginginkannya,” kata Junjungan Pasaribu.