Terima Press Card Number One, Umi Sjarifah Buktikan Eksistensi Jurnalis Perempuan

Jakarta, ditphat.net – Hari Pers Nasional (HPN) 2025 adalah waktu khusus untuk dunia jurnalisme di Indonesia. Agenda tahunan ini juga semakin istimewa untuk jurnalis yang menerima surat kabar nomor 1 (PCNO) atau Indonesia Nomor Satu (PWI), salah satunya adalah Umi Sjarifah. Penerbit utama (kepala penerbit) dari media visualisasi ini berhasil menunjukkan keberadaannya sebagai jurnalis wanita.

“Untungnya, di HPN 2025, selatan Kalimantan, menerima PCNO, hadiah jurnalisme PWI tertinggi akan memotivasi saya untuk terus bekerja dan mempertahankan keberadaan saya sebagai jurnalis,” kata Umi Sjarifah dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Minggu.

UMI berterima kasih kepada Presiden PWI Pwi Hendry Ch Up dengan Dewan Direksi lainnya, termasuk Komite Kalimantan HPN 2025 Selatan di bawah komando panel panel raja. Ini juga dikirim ke komite khusus yang dipilih oleh penerima PCNO, yang dipimpin oleh Budi Nugraha.

“Terima kasih telah memilih -sebagai salah satu penerima PCNO di HPN tahun ini. Hadiah ini adalah mandat dan motivasi bagi saya secara pribadi untuk tetap menjadi jurnalis profesional. Kami menjaga wartawan sebagai profesi yang masih dihormati dan membela jurnalis kode etik.

UMI berpendapat bahwa menjadi jurnalis tidak hanya tunduk pada profesi jurnalisme, tetapi juga misi yang mulia. Bagi seorang Muslim, seorang jurnalis sebenarnya adalah pemain propaganda. Surat kabar itu juga menempati posisi penting di Indonesia. Faktanya, surat kabar ini sering dianggap sebagai pilar keempat negara demokratis atau properti Demokrat keempat memiliki fungsi kontrol sosial dalam kehidupan demokratis.

“Kami kembali, di masa lalu menjadi jurnalis tidak semudah itu, ketika dia adalah seorang jurnalis, mesin tik harus S-1. Dia bukan hanya kartu pers dan kemudian memanggil seorang reporter dengan bangga.

“Penting bagi semua jurnalis yang tertanam dalam -personel adalah profesi yang mulia. Hari pers nasional yang bahagia untuk semua pers Indonesia. Kami berharap kami selalu dapat melaksanakan visi mereka tentang jurnalisme dan misi,” kata jurnalis yang memulai karirnya sebagai 30 Karier -Year Reporter setelah itu.

Umi, yang sekarang menjadi bek, bertekad untuk memperkuat peran jurnalis perempuan di dunia media dan jurnalisme modern.

Umi Sjarifah berlomba sebagai jurnalis ketika media cetak masih ada 30 tahun yang lalu. Mulai mengirimkan profesi profesional di pers Jaya setelah menyelesaikan pendidikan universitas. Setelah media konvensional memudar, UMI masih meluncurkan majalah bulanan yang disebut “Perspektif”.

Tidak hanya media cetak, masih dalam naungan entitas hukum, dan kemudian media online akan dikirim. Kedua media telah dikonfirmasi oleh upacara pers.

Wartawan

Kariernya sebagai jurnalis, telah menolak buku yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Termasuk “Program Media Media Jumat” yang dimulai selama periode COVID-19.

Pada usia muda, Umi masih ingin belajar. Pendukung Peradi sedang menyelesaikan pendidikan mahasiswa sarjana di Marshal Law di University of Suryadarm (Element) Jakarta.

Selain Umi Sjarifah, penerima Pcno Jakarta di acara HPN 2025 Kalimantan Selatan adalah Man Nainggolan Lumbanradja, Naek Efendi Pangaribuan dan Wilson Lumi. Penghargaan tersebut diberikan setelah komite khusus membuat pilihan ketat untuk penerima hadiah.

Untuk mendapatkan informasi, PCNO adalah hadiah tertinggi dari PWI Central to Purnais, disertifikasi oleh kompetisi jurnalis tingkat kunci, telah menjadi karier di dunia jurnalisme tanpa berpisah dan dianggap berkontribusi pada organisasi. PCNO terjadi setiap tahun, sesuai dengan HPN yang diadakan setiap Februari 9.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *