ditphat.net – Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria mengeluh putrinya hilang dari Sekolah Dasar MSF setelah ayahnya dibunuh oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Medan (Kipsek), lapor Produk Ilegal (Pangli). Polda Sumut, beberapa waktu lalu.
Tak setuju dengan tindakan kepala sekolah, orang tua siswa yang diketahui bernama Kuki Indra itu mendatangi SMAN 8 Maidan dan meminta penjelasan mengapa putrinya yang duduk di bangku kelas XII IPA itu tetap berada di kelas tersebut karena alasan yang tidak patut.
“Kamu bayarnya 150 ribu tiap bulan. IDR, sudah banyak praktik korupsi kepala sekolah berkedok paksaan,” kata Kuki mengutip ditphat.net di Instagram @medanheadlines, Minggu. .
Sabtu lalu, 2024 Pada tanggal 22 Juni, Kokie tiba di sekolah setelah rapor dibagikan di pesta. Ia mengungkapkan, putrinya memiliki prestasi dan nilai bagus. Kenapa harus tetap di kelas dengan alasan yang tidak masuk akal?
“Jadi, karena saya tidak mau tinggal bersamanya, anak saya meninggalkan saya di kelas karena alasan ketidakhadiran,” kata Cooke.
Kuki mengungkapkan, anak tersebut menghilang dari kelas diduga karena perasaan pribadi kepala sekolah Rosmaida Asiana Purba SMAN 8 Medan terhadap anak tersebut, seperti yang diungkapkan Kuki kepada Polda Sumut. .
Sementara itu, seorang pejabat sekolah menolak berkomentar apapun mengenai kejadian tersebut. Wakil kepala sekolah SMA Negeri 8 Medan bernama Pangkat justru mengelak dari upaya konfirmasi awak media.
Putri Kuki Indra dari Sekolah Dasar MSF, yang berada di Kelas XI Sains, melihat daftar tersebut dan menyadari bahwa dia tidak puas.
Sayangnya, nilai rapornya cukup bagus dan termasuk siswa yang berprestasi pada semester lalu.
Kuki berkata, “Kemarin Bu Rusmida juga dipanggil ke kamarnya. Dia masuk ke sana.”
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut mengaku telah turun tangan di SMAN 8 Medan untuk mengusut informasi yang tersebar di media sosial.
Baca artikel menarik ditphat.net di tautan ini.