JAKARTA, ditphat.net – Stadion Nasional Bahrainian di Rifa akan berada di pertandingan ketiga Piala Dunia Asia 2026.
Tim nasional Indonesia akan diselenggarakan di Bahrain malam ini pada hari Kamis, 10 Oktober 2024 pukul 23:00 WIB.
Indonesia, bermain di rumah dengan lawan, harus siap untuk mengatasi stres yang berbeda.
Karena Bahrain diakui sebagai salah satu tim kuat di wilayah Asia Barat dan dukungan penuh dari para pendukungnya di stadion terbesar di negara itu.
Ini adalah kumpulan fakta menarik tentang Stadion Nasional Bahrain yang harus dipertimbangkan malam ini sebelum duel panas. Indonesia gagal di rumah Bahrain
Stadion Nasional Bahrain melihat Indonesia melawan Bahrain.
Tim Garuda, yang bergabung dengan Grup E dengan Qatar, Bahrain dan Iran, gagal mencetak 26 gol dan hanya tiga gol yang dicetak.
Yang di bawah Indonesia melawan Bahrain: 27 Agustus 1980, Indonesia vs Bahrain: 3-2 (Seoul) 11 Juni 1982, Indonesia vs Bahrain: 1-1 (Seoul) 19 Juni 1988, Bahrain vs Indonesia: 0 -0 (Jakarta) 25 Juli 2004, Bahrain vs Indonesia: 3-1 (Stadion Shandong, Jinnan) 10 Juli 2007, Indonesia vs Bahrain: 2-1 (Stadion Bong Carno, Jakarta) 6 September 2011, Indonesia vs.
Stadion Nasional Bahrain adalah stadion terbesar di Bahrain yang dilaporkan oleh Soccerway, dengan stadion di Rifa dengan kapasitas 35,580 pemirsa.
Jarang, stadion ini penuh dengan penggemar Bahrain yang fanatik yang siap untuk mendukung tim favorit mereka.
Suasana hangat ini bisa menjadi tantangan mental bagi pemain Indonesia. Item laser
Sebelumnya, Federasi Sepak Bola FIFA Bahrainian (BFA) dihukum karena laser palsu dan peluit oleh penggemar di negara bagian Bahrainian nasional.
Insiden itu terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Jepang pada 10 September 2024.
Untuk insiden itu, FIFA baik -baik saja di Federasi Sepak Bola Bahrainian (BFA) dari 10.000 franc Swiss atau sekitar 182 juta orang. Jangan pernah mengunjungi Francis Pope
Pada tanggal 5 November 2022, pemimpin atas Gereja Katolik mengunjungi Stadion Nasional Bahrainian, Paus Francis.
Pada hari ketiga perjalanan Rasuli pada saat itu, Paus bertanggung jawab atas Moss dan akan bertemu dengan para pekerja di Gereja Holy Heart di Mayama, gereja tertua di Teluk.