
Brebes, ditphat.net – Seorang gadis berusia 8 tahun bernama Warohmah, warga Desa Kebogadung, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, harus menelan tablet pahit karena tidak bisa merasakan bangku sekolah dasar. Ia kerap ditahan oleh ibu kandungnya, Sri Hadayan, yang mengalami gangguan jiwa dan hidup dalam situasi keluarga yang sangat miskin.
Baca Juga : Memahami Konsep Edukasi Holistik Dalam Proses Belajar
Selama berada di bangku kelas 2 SD, Warohmah tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Menurut nenek Tarsih (65), kondisi kejiwaan ibunya menjadi kendala utama Warohmah untuk bersekolah.
“Cucu saya sering mengurung ibunya di kamar. Saya khawatir dia mengalami kejadian buruk. Setiap hari dia hanya di rumah saja, sehingga tidak pernah masuk sekolah,” kata Tarsih, Rabu (15/1/2025).
Ibunda Warohmah, Sri Handayani, mulai mengalami trauma emosional setelah ditinggal suaminya dari Cilacap. Suaminya pergi beberapa tahun yang lalu dan tidak pernah kembali. Sejak saat itu, keluarga kecil ini hanya bergantung pada Tarsih yang sudah lanjut usia.
“Setelah ditinggal suami, anak saya sering depresi, sering marah, dan teriak-teriak. Akibatnya, dia sering mengurung anaknya di kamar,” kata Tarsih.
Selain kondisi mental SRI, keluarga ini juga menghadapi kendala finansial yang berat. Sebagai tulang punggung keluarga, penghasilan Tarsih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk membiayai pendidikan cucunya. Mereka kerap mengandalkan bantuan tetangga yang turut prihatin melihat kondisinya.
Tarsih mengatakan, Warohmah memang memiliki keinginan kuat untuk bersekolah seperti anak-anak lainnya. Namun kendala utamanya adalah kendala ekonomi dan kondisi mental. Kenyataannya, mereka tidak bisa membeli kebutuhan pokok sekolah seperti seragam, tas, sepatu, atau uang saku sehari-hari.
Baca Juga : Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler
“Cucu saya ingin sekali bersekolah. Tapi bagaimana caranya? Ibunya tidak ada dan kami tidak punya uang untuk memenuhi kebutuhannya,” kata Tarsih dengan nada sedih.
Kepala Desa Kebogadung Nur Meliadi mengakui keluarga tersebut masuk kategori sangat miskin dan perlu mendapat perhatian serius. Ia menekankan pentingnya kasih sayang dan dukungan Warohmah untuk melanjutkan pendidikannya.
“Anak ini sebenarnya ingin bersekolah, namun keadaan keluarganya sangat memprihatinkan. Kami berusaha mencari solusi untuk membantu keluarga ini,” jelas Nur Meliadi. (Tri Handoko/TVONE/BREBES)