Jakarta, ditphat.net – Virus cacar monyet akhir-akhir ini menghantui masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Virus yang mulai menyebar di Afrika ini mulai menyebar di Asia, antara lain Singapura, Thailand, dan Indonesia.
WHO telah memperingatkan bahwa kehati-hatian harus dilakukan karena cacar monyet telah memasuki Indonesia. Lantas seberapa berbahayanya virus cacar monyet?
Terkait hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melalui Podcast bersama Dedi Corbusier mengungkapkan bahwa WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai pandemi, karena jumlah orang yang sakit bertambah 30 ribu. Karena peringatan itu, seluruh dunia tergerak.
“Setelah flat, setelah itu Maret 2024 dihapus statusnya, Juni-Juli 2024 dinaikkan lagi statusnya oleh WHO, ini karena ada varian baru,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan mengatakan virus yang muncul adalah Mpox 2b dengan tingkat kematian 0,1 persen pada bulan Maret. Kemudian WHO kembali menaikkan statusnya karena ada varian baru Mpox 1b. “Nah, varian 1b itu angka kematiannya 10 persen. Ini yang memaksa WHO menaikkan (statusnya), penularannya rendah tapi angka kematiannya tinggi,” jelas Menkes Budi.
Meski parah, seperti disampaikan Menkes Budi, hingga saat ini belum ditemukan kasus cacar monyet varian baru Mpox 1b. “Dari pantauan kami, sejauh ini belum ditemukan 1b. Ditemukan di Thailand karena pengunjung dari Jerman datang dari Amerika.”
Benarkah penyebaran virus ini akibat sesama jenis?
“Ini mirip dengan HIV, kalau kita tidak melakukan perilaku seksual seperti itu, Indonesia aman. Karena 95 persen penularannya berasal dari sana.”
Menkes juga menjelaskan mengapa virus ini juga menyerang anak-anak di Afrika.
“Di Afrika, aneh kalau anak-anak pun tertular penyakit ini, rupanya karena mereka berbagi handuk dan serbet satu sama lain, mereka tertular penyakit ini. Penularannya bisa dari cairan yang menular, selain dari cairan orang dewasa juga bisa dari cairan. dari luka, cacar monyet mempunyai luka yang bergelombang dimana cairan menyebar. Penularannya bisa menyebar dari luka ke luka, masuk ke mata, mulut, atau alat kelamin.