ditphat.net – Cacar air sering dianggap sebagai penyakit umum yang biasa menyerang anak-anak, namun tahukah Anda kalau penyakit ini bisa menimbulkan masalah serius jika tidak ditangani dengan baik? Cacar air menyebar dengan mudah di Indonesia, terutama di tempat ramai seperti sekolah, tempat penitipan anak, atau fasilitas umum. Faktanya, orang dewasa yang belum pernah terinfeksi atau divaksinasi dapat mengalami komplikasi yang lebih serius.
Meski cacar air biasanya hilang dengan sendirinya, pada anak-anak dan orang dewasa, pengobatan yang tepat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu cacar air, gejalanya, penyebabnya, cara mengobatinya, dan cara pencegahannya, sehingga Anda dan keluarga bisa lebih terlindungi. Apa itu cacar air?
Cacar air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster (VZV). Virus ini menular dengan mudah, terutama melalui kontak langsung dengan air liur atau gusi pada kulit korban. Meskipun cacar air paling sering menyerang anak-anak, cacar air juga dapat menginfeksi orang dewasa yang belum pernah terkena virus atau belum menerima vaksinasi.
Gejala utama cacar air adalah ruam yang terasa gatal, berisi cairan, dan bisa menyebar ke seluruh tubuh. Selain ruam, penderita juga sering mengalami demam, sakit kepala, dan kelelahan. Cacar air akan membaik dengan sendirinya dalam waktu sekitar dua minggu, namun dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi bakteri atau pneumonia, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Penularannya bisa terjadi melalui berbagai cara, seperti melalui kontak dengan kulit yang terbuka, menghirup udara yang terkontaminasi cairan karet pecah, atau melalui droplet yang dikeluarkan saat orang sakit batuk atau bersin. Penderita yang belum pernah menderita cacar air atau pernah menerima vaksinasi mempunyai risiko lebih tinggi terkena cacar air.
Dari website ekahospital.com Inilah gejala awal penyakit cacar air
Cacar air dikenal dengan gejala utamanya berupa bintik-bintik merah di sekujur tubuh. Namun gejala tersebut tidak langsung muncul setelah terinfeksi virus varicella zoster (VZV). Biasanya, gejala baru muncul 10 hingga 21 hari setelah seseorang terpapar virus. Pada tahap awal, sebelum muncul eritema atau ruam, beberapa gejala yang sering dialami pasien adalah:
Gejala awal penyakit cacar air seringkali cukup mengganggu. Sebelum munculnya eritema, penderitanya akan sering merasakan hal-hal berikut: Penderita demam tinggi seringkali memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, bahkan bisa mencapai 39 derajat Celcius. Demam ini merupakan respon tubuh terhadap infeksi virus dan mungkin disertai dengan gemetar dan berkeringat. Nyeri sendi dan otot umumnya dirasakan di seluruh tubuh, terutama pada persendian dan otot. Membuat badan terasa kaku dan sangat tidak nyaman, mirip dengan gejala flu. Nafsu makan yang menurun dapat menyebabkan demam dan mual akibat hilangnya nafsu makan. Meski tubuh membutuhkan energi untuk melawan infeksi, seringkali pasien tidak mau makan. Kelelahan: Bahkan saat tidak melakukan aktivitas berat, pasien mungkin merasa sangat lemah dan mudah kehilangan energi. Hal ini terjadi karena tubuh bekerja keras melawan virus.
Beberapa hari setelah gejala pertama ini muncul, mungkin muncul bintik-bintik merah atau ruam di permukaan kulit. Biasanya ruam ini sangat gatal dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh. Gejala cacar air fleksibel
Setelah gejala awal, timbulnya ruam merupakan tahap selanjutnya dalam perkembangan gejala cacar air. Adanya elastisitas tersebut menandakan bahwa virus telah menyebar melalui aliran darah menuju jaringan kulit atau epidermis. Prosedur ini sangat menjengkelkan, karena lepuh yang muncul sering kali disertai rasa gatal yang parah.
Dalam waktu 10 hingga 12 jam sejak gejala pertama, nyeri tekan ini dapat muncul hampir di mana saja di tubuh, seperti tangan, kaki, perut, kulit kepala, dan ketiak. Dalam kasus yang lebih parah, kista bisa muncul di lapisan tenggorokan, selaput mata, dan selaput lendir uretra, anus, dan bahkan alat kelamin.
Ketahanan mungkin lebih umum terjadi pada anak-anak. Seiring waktu, lesi ini akan mengalami perkembangan sebagai berikut: Elastisitas Awal (Papula) Elastisitas awalnya tampak sebagai eritema atau papula yang hilang setelah kurang lebih 7 hari. Vesikel berisi cairan (vesikel) Setelah satu hari, vesikel tersebut akan berubah menjadi vesikel berisi cairan. Pita elastis ini dapat dengan mudah putus dan menyebarkan virus lebih lanjut. Pengeringan Rami (Tanaman) Dalam beberapa hari, rami mengering dan membentuk kerak atau serpihan yang rontok dengan sendirinya.
Meskipun lepuh baru mungkin muncul untuk sementara waktu, masalah utamanya adalah rasa gatal, yang bisa sangat mengganggu. Selain itu, terdapat risiko cedera pada karet gelang, yang dapat menyebabkan infeksi sekunder. Karet gelang yang tergores akan rusak dan terbuka sehingga memungkinkan bakteri masuk. Infeksi bakteri yang umum adalah Streptococcus, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti selulitis, impetigo, dan bahkan sepsis, yang dapat membahayakan kesehatan Anda.
Gejala cacar air pada orang yang sudah divaksin
Gejala biasanya lebih ringan dan lebih mudah dikendalikan pada orang yang telah menerima vaksinasi cacar air. Biasanya, gejala cacar air muncul sekitar 5 hingga 6 hari setelah terpapar virus dan bertahan lebih lama pada orang yang tidak divaksinasi, sehingga gejalanya muncul lebih cepat.
Pada orang yang divaksinasi, jumlah lepuh biasanya sangat sedikit, yaitu kurang dari 50, dengan munculnya papula dan tidak ada cairan. Hal ini mengurangi kemungkinan komplikasi serius akibat infeksi sekunder dan mempercepat proses penyembuhan.
Namun, meski vaksinasi dapat mengurangi gejala, pada beberapa kasus orang yang sudah divaksinasi masih bisa mengalami gejala cacar air yang serupa dengan orang yang tidak divaksinasi. Namun, hal ini jarang terjadi dan efeknya biasanya ringan serta tidak menimbulkan komplikasi serius.
Melalui vaksinasi, risiko penularan virus dapat dikurangi dengan lebih efektif, sehingga tidak hanya melindungi orang yang divaksinasi tetapi juga orang-orang di sekitarnya yang terpapar virus tersebut.
Berikut beberapa cara alami mengobati cacar air yang mungkin dapat membantu meringankan gejalanya, mengutip Healthline.com:
1. Gunakan losion kalamin
Lotion kalamin mengandung seng oksida dan besi oksida. Lotion ini akan memberikan sensasi sejuk yang mengalihkan rasa gatal dan mengurangi rasa gatal pada kulit yang terkena cacar air. Cara penggunaannya, oleskan lotion pada area yang gatal (kecuali area mata) dengan jari atau kapas yang bersih.
2. Makan es krim tanpa tambahan gula
Cacar air juga bisa muncul di mulut dan terasa sangat menyakitkan. Menawarkan es krim bebas gula dapat meredakan sariawan dan membantu mempertahankan kelembapan.
3. Mandi dengan oatmeal
Mandi dengan oatmeal memiliki efek menenangkan dan mampu mengurangi rasa gatal akibat cacar air. Anda bisa menggunakan oatmeal instan atau menggilingnya sendiri, apa pun yang Anda bisa. Larutkan oatmeal dalam air hangat dan rendam selama 15-20 menit untuk meredakan iritasi kulit.
4. Kenakan sarung tangan untuk menghindari goresan
Menggaruk lepuh akibat cacar air dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko infeksi. Untuk mencegah hal ini terjadi, kenakan sarung tangan atau kaus kaki lembut di tangan Anda agar Anda tidak tergoda untuk menggaruk area yang terinfeksi.
5. Mandi dengan baking soda
Baking soda juga dapat membantu mengurangi rasa gatal pada kulit yang terkena cacar air. Anda bisa menambahkan secangkir baking soda ke dalam air mandi hangat dan merendam tubuh Anda selama 15-20 menit. Ini bisa dilakukan tiga kali sehari jika nyaman.
6. Oleskan teh kamomil
Teh kamomil memiliki sifat antiseptik dan anti inflamasi yang dapat membantu mengatasi kulit gatal. Anda bisa membuat beberapa kantong teh kamomil dan, setelah dingin, rendam kapas atau kain ke dalam teh dan oleskan ke area yang gatal.
7. Gunakan obat pereda nyeri yang aman
Jika lepuh akibat cacar air Anda menimbulkan nyeri atau demam, Anda bisa memberikan obat pereda nyeri yang aman, seperti parasetamol. Hindari memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja karena dapat meningkatkan risiko sindrom Reye. Sebaiknya hindari ibuprofen karena dapat memperburuk infeksi kulit.
Semua langkah ini dapat membantu meringankan gejala cacar air, namun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika kondisinya memburuk atau jika Anda memiliki rekomendasi untuk mencegah cacar air.
Menurut Biopharma, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit cacar air: Vaksinasi Cacar Air Sangat disarankan bagi anak-anak dan orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi untuk mendapatkan vaksin cacar air. Vaksin ini membantu melindungi diri Anda dan orang lain dari infeksi. Etiket Batuk dan Bersin Saat batuk atau bersin, tutuplah mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam lengan, lalu buang tisu tersebut ke tempat sampah. Cuci tangan dengan sabun untuk mengurangi risiko infeksi. Mengonsumsi makanan yang seimbang dan padat nutrisi dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan infeksi seperti cacar air. Isolasi dan hindari kontak Jika Anda terinfeksi cacar air, tinggallah di rumah sampai kondisi Anda membaik dan hindari kontak dekat dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus.
Cacar air, penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster, mudah menular, terutama di lingkungan ramai. Meskipun gejalanya bisa hilang dengan sendirinya, pengobatan yang tepat penting untuk mencegah komplikasi. Vaksinasi merupakan langkah utama pencegahan, selain menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.