ditphat.net – Tekanan Amerika Serikat (AS), Prancis, dan banyak negara Arab agar Israel berhenti memerangi Hizbullah, jelas mereka tidak mendengarkannya. Rezim Zionis memilih untuk melanjutkan perang.
Usulan resolusi 21 hari yang diserukan oleh Amerika Serikat, Perancis dan negara-negara Arab berupaya memberikan waktu untuk menemukan solusi, melalui upaya politik.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz langsung memimpin penolakan terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu, Kamis 26 September 2024.
Menurut Katz, tentara Israel tidak akan berhenti menyerang banyak pasukan Hassan Nasrallah dari utara negara mereka.
“Tidak akan ada kebakaran di wilayah utara,” kata Katz seperti dilansir ditphat.net Military dari New Arab.
“Kami akan melawan kelompok teroris Hizbullah dengan sekuat tenaga sampai kemenangan tercapai dan masyarakat di utara dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat.”
Pernyataan Katz berbeda dengan pernyataan Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon, yang disampaikan pada Rabu, 25 September 2024.
Saat itu, Danon mengatakan dia menerima usulan gencatan senjata dan lebih memilih menyelesaikan konflik melalui diplomasi. Danon juga mengatakan, ancaman nyata dari Iran ada di balik kekuatan Hizbullah.
Selama ini, tentara Israel mendukung serangan terhadap beberapa fasilitas dan peralatan militer Hizbullah di Lebanon, termasuk gudang senjata dan peluncur roket.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga menyebut ada serangan dari Lebanon hari ini. Sekitar 45 rudal dan roket memasuki wilayah Israel, mengklaim bahwa sebagian besar dari mereka salah sasaran.