Jakarta, ditphat.net – Psikolog dan pakar mikroekspresi Monica Kumalasari, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan bersertifikat Paul Ekman Intl, Inggris, memberikan analisis mendalam tentang reaksi Presiden Prabowo Subianto terhadap mundurnya Miftah Maulana . Habiburrahman – atau akrab disapa Gus Miftah – berkat posisinya sebagai utusan khusus Presiden untuk kerukunan umat beragama dan pengembangan struktur keagamaan.
Dalam wawancaranya dengan Antara, Minggu 8 Desember 2024, Monica menemukan tanda-tanda emosi yang tidak diungkapkan langsung oleh Presiden Prabowo. Beberapa di antaranya adalah kemarahan, kekecewaan, dan ketidaknyamanan terhadap situasi yang melibatkan Gus Miftah.
Ekspresi tersembunyi di balik komentar Prabowo
Monica menjelaskan, meski ucapan verbal yang dilontarkan Prabowo terkesan berusaha membingkai keputusan Gus Miftah secara positif, namun emosi seperti rasa jijik dan sedih masih terlihat dari ekspresi wajahnya.
“Saya menganalisis sebaran emosi dari ekspresi wajahnya dan yang menonjol adalah emosi jijik dan sedih,” kata Monica.
Selain itu, ia menggunakan model pengaruh sirkumplex – sebuah teori untuk memetakan emosi manusia – untuk memvalidasi temuannya. Pola ini mengungkapkan campuran emosi berupa kekecewaan, ketidaknyamanan, bahkan kemarahan.
Kontrol emosi dan pilihan kata
Prabowo, menurut Monica, menunjukkan buruknya pengendalian emosi dalam konteks ini. Artinya, ia bertindak lebih natural tanpa berusaha terlalu keras mengontrol persepsi penonton terhadap situasi ini.
“Dia memilih untuk lebih halus dalam pemilihan kata-katanya, namun emosi kecewa, sedih, dan marah sepertinya masih muncul,” jelas Monica.
Sebagai politisi berpengalaman, Prabowo dinilai sangat selektif dalam memberikan komentarnya. Monica menuturkan, dalam situasi seperti ini, meski dikenal sebagai sosok yang emosional, namun pernyataannya cenderung sangat hati-hati bagi Prabowo.
“Dalam konteks ini meredam emosi yang sebenarnya sangat kuat yaitu kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap tindakan Gus Miftah,” imbuhnya.
Konteks peristiwa viral
Gus Miftah mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat, 6 Desember 2024 setelah mendapat teguran dari Presiden Prabowo karena diduga menghina penjual es teh bernama Sunhaji. Kasus ini viral di media sosial dan menarik perhatian publik.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, Presiden Prabowo sangat menyayangkan kejadian tersebut dan menekankan pentingnya menghormati masyarakat awam seperti pedagang, nelayan, dan petani yang berjuang mencari nafkah halal.
Pada Sabtu, 7 Desember 2024, Prabowo secara terbuka menyatakan menghormati keputusan Gus Miftah mundur. Namun reaksi emosional sang presiden yang dianalisa Monica menunjukkan dirinya belum sepenuhnya puas dengan kejadian tersebut.
Pesan dari Prabowo: Pentingnya Menghargai Rakyat Kecil
Melalui pernyataan yang dikeluarkan Kepresidenan, Prabowo menegaskan kembali komitmennya untuk menghormati rakyat biasa. Ia menegaskan, tokoh masyarakat mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga sikap dan tindakannya, terutama dalam berinteraksi dengan masyarakat yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Keputusan mundurnya Gus Miftah merupakan bagian dari tanggung jawab moral sekaligus pengakuan atas kesalahan yang dilakukan. Namun, kata Monica, emosi yang dialami Prabowo mencerminkan ekspektasi tinggi terhadap integritas dan sikap hormat setiap pejabat publik dalam menjalankan tugasnya di negara.