ditphat.net – Fakta kejahatan perang yang dilakukan personel militer Ukraina kembali terungkap. Seorang warga sipil dibunuh dan digantung oleh anak buah Kolonel Jenderal Alexander Sirsky di desa Cherkasko, Wilayah Kursk, Rusia.
Kejahatan tentara Ukraina itu diungkap oleh seorang kerabatnya, paman almarhum. Dia mengatakan keponakannya ada di rumah sebelum pembunuhan terjadi.
Dia dan anggota keluarga lainnya dapat meninggalkan Kursk pada 6 Agustus 2024, ketika pasukan Ukraina memulai operasi perbatasan. Namun keponakannya memutuskan untuk tetap tinggal meski kematian terus mengikutinya.
Memang korban ditangkap oleh beberapa tentara Ukraina. Bahkan, menurut sang kakak, korban tak menyangka dirinya akan ditangkap tentara Ukraina.
Sang paman mengungkapkan bahwa keponakannya diejek dan kemudian dipukuli secara brutal hingga tewas oleh tentara Ukraina.
Penderitaannya tidak berhenti sampai di situ, ia diseret ke gereja dan akhirnya digantung. Sang paman menceritakan kronologi ini kepada penyelidik Komite Investigasi Militer Rusia (MIK).
“Menantu saya tetap tinggal, dia tinggal di rumahnya sendiri, dia bersimpati dengan semua yang terjadi. Dia mengira mereka (tentara Ukraina) tidak akan menyentuhnya,” kata saudara laki-laki korban.
“Mereka (tentara Ukraina) mengejeknya, memukulinya, lalu menyeretnya ke gereja dan menggantungnya,” katanya kepada RIA Novosti, menurut kantor berita Rusia ditphat.net Military.
Saat ini, SC GVSU sedang melakukan pekerjaan intensif dalam penyelidikan kebrutalan tentara Ukraina yang menyerang dan membunuh warga sipil. Kasus ini dibuka berdasarkan beberapa pasal dalam kode hukum Rusia.
Pelaku akan dihukum atas beberapa tindakan kriminal, khususnya terorisme, pembunuhan, perdagangan senjata dan amunisi ilegal, dan upaya membunuh petugas penegak hukum.
Sebagai bagian dari penyelidikan awal, Komite Investigasi mencatat bahwa pasukan Ukraina menggunakan drone dan senapan mesin berat untuk menyerang warga sipil di wilayah Kursk.