Kisah Diego Berel, Pelukis Muda Down Syndrome Hasil Karyanya Sampai ke London

JAKARTA, ditphat.net –  Cinta seorang ibu merupakan kekuatan yang luar biasa. Ibu Sandra, inspirasi dibalik perjalanan Diego Barel, membuktikan bahwa dukungan, doa dan cinta tanpa syarat dapat mengubah kehidupan seorang anak berkebutuhan khusus menjadi kisah sukses global.

Diego Barel, seorang pelukis muda berbakat asal Indonesia. Namun keterbatasan tersebut tidak menghalangi Diego untuk menunjukkan potensinya di dunia seni. Berkat seluruh dukungan keluarga, terutama sang ibu, Diego kini dikenal sebagai seniman yang berhasil menginspirasi banyak orang lewat karyanya.

Pada acara konferensi pers Bhinneka Tunggal Ika – Art Gallery: Arts Beyond Boundaries, Ibu Sandra menceritakan tentang awal mula perjalanan Diego. “Setelah kami mengetahui dari dokter bahwa dia adalah anak istimewa, Down Syndrome, kami mulai berdoa dan berusaha,” ujarnya.

Diego memulai studinya di sekolah luar biasa (SLB) sebelum akhirnya dipindahkan ke sekolah yang dirasa lebih sesuai dengan kemampuannya. “Kami masukkan dia ke sekolah bernama Daya Pelita Kasih, dia memang berkebutuhan khusus,” kata Ibu Sandra. Di sekolah ini, Diego mulai menunjukkan minatnya pada seni, khususnya seni lukis.

Menurut laporan guru seninya, Diego sangat menyukai kelas seni Bu Sandra berkata, “Kami mendapat laporan dari guru seninya bahwa Diego suka menggambar. Dia bilang dia sangat menikmati pelajaran menggambar, dan mereka menunjukkan kepada kami gambar pertama Diego.”

Sebagai orang tua, Bu Sandra merasa senang saat mengetahui bakat Diego dalam menggambar. “Oh, ini doa kami yang dikabulkan Tuhan,” ucapnya penuh rasa syukur. Sejak saat itu, Bu Sandra dan keluarga memutuskan untuk lebih fokus mengembangkan bakat Diego di bidang seni.

Dengan latihan yang konsisten dan dukungan terus-menerus, Diego tidak hanya mampu meningkatkan keterampilan menggambarnya, tetapi juga mengembangkan imajinasinya. “Lukisan bukan sekedar ekspresi imajinasi seseorang, tapi juga merupakan gabungan treatment,” jelas Bu Sandra. Kegiatan menggambar membantu Diego melatih kemampuan motorik kasar dan kemampuan konsentrasinya yang sangat penting untuk perkembangannya.

Salah satu yang menarik dari perjalanan Diego adalah kolaborasinya dengan Apurva Kempinski Bali. Pada acara galeri seni bertajuk Art Beyond Boundaries yang digelar pada 29 November 2024 hingga pertengahan Januari 2025, karya-karya Diego akan dipamerkan ke publik. Ibu Sandra menggambarkan perasaannya terhadap kesempatan ini sebagai sesuatu yang luar biasa.

“Ini benar-benar hadiah yang luar biasa untuk Diego, terutama tahun ini,” ucapnya bangga. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan wadah bagi Diego untuk memamerkan karyanya, namun juga menunjukkan kepada dunia bahwa seni adalah bahasa universal yang melampaui batas fisik dan sosial.

Diego tidak hanya seorang pelukis, namun juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama para orang tua dari anak berkebutuhan khusus. Dalam beberapa kesempatan Ibu Sandra berbagi pengalaman dan nasehatnya kepada orang tua.

“Kita harus menerima keadaan anak kita. Kita harus menerima dia apa adanya, oh iya, aku punya anak yang seperti itu,” kata Bu Sandra. Beliau juga menekankan pentingnya doa dan usaha yang tiada henti. “Berdoalah tentang apa yang Anda lakukan, dan Anda akan menyukai prosesnya,” tambahnya.

Menurut Ibu Sandra, setiap anak mempunyai potensi untuk berkembang, asalkan diberikan dukungan yang tepat. “Saya yakin ini akan menjadi panduan bagi orang tua untuk melakukan apa yang harus kita lakukan selanjutnya,” ujarnya.

Salah satu kreasi Diego yang bernama Panjur Bali berhasil menarik perhatian dunia internasional. Lukisan ini dipamerkan di Holy Art Gallery di London pada bulan Juni dan mendapat sambutan yang sangat positif. Pencapaian ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik maupun mental bukanlah halangan untuk berkarya dan meraih pengakuan internasional.

Dalam acara tersebut, Ibu Sandra berbicara tentang pesan penting yang ingin disampaikan melalui karya Diego. “Kami ingin menginspirasi banyak orang, memberikan informasi melalui karya kami bahwa tidak ada yang mustahil jika ada anak manusia di dunia ini,” jelasnya.

Diego memiliki cita-cita yang sederhana namun bermakna. “Impian Diego adalah menjadi seorang pelukis,” kata Bu Sandra. Dengan dukungan keluarga dan masyarakat, impian tersebut terus diwujudkan melalui pameran-pameran yang diikutinya.

Kolaborasi dengan Apurva Kempinski Bali tidak hanya menjadi momen penting bagi Diego, namun juga bagi banyak pihak yang mengambil inspirasi dari kisahnya. Seni yang dihadirkan dalam acara ini tidak hanya merayakan keberagaman, namun juga menunjukkan bahwa setiap orang mempunyai potensi untuk berkreasi tanpa batas.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *