Jakarta, ditphat.net – Kasus penembakan yang menewaskan pimpinan perusahaan rental mobil berinisial IAR (48) pada 2 Januari 2025 di rest stop 45 KM Tol Jakarta-Merak terus menyedot perhatian publik.
Di balik kejadian tragis tersebut, diketahui dua dari tiga perangkat GPS yang terpasang di mobil sewaan telah dilepas dan dimatikan. Hal ini membuat kedua belah pihak yang menyewakan bereaksi cepat meski tanpa bantuan polisi. Tiga unit GPS dipasang di dalam mobil
Rizky Agam dan Muhammad Agam, dua anak penyewa yang menjadi korban, menjelaskan, mereka memasang tiga perangkat GPS di dalam mobil untuk menjamin keselamatan dan mengurangi risiko kehilangan kendaraan. Namun, mereka menemukan pelaku telah mencopot dan menonaktifkan dua perangkat GPS.
Karena saat itu GPS-nya tinggal satu, kata anak bos rental itu, seperti dijelaskan di YouTube, Papa Corbusier, dikutip Rabu 8 Januari 2025. Dua dari tiga GPS itu dilepas.
Mereka menjelaskan, perangkat GPS tersebut dipasang di lokasi tersembunyi sehingga menyulitkan penyewa untuk menemukannya. Namun pelaku diduga menggunakan alat GPS khusus untuk deteksi dan penyitaan. Praktek ini dikenal sebagai “pencucian GPS”. Penjahat diketahui sering menggunakan teknik ini untuk menghindari pelacakan.
“Ada keadaan darurat dan beberapa perlengkapan kita sudah dilepas, jadi kalau kita tidak standby misalnya mobil kita bisa hilang,” imbuhnya.
Dari ketiga GPS bawaan, hanya satu yang tersisa dan masih berfungsi. Karena itu, kedua anak penyewa tersebut memutuskan untuk terus memburu mobil tersebut tanpa bantuan polisi. Sebelumnya, mereka mengaku ditolak oleh pihak kepolisian Chinangka.
Selanjutnya, mobil sewaan tersebut diduga dijual kembali oleh pihak penyewa kepada seorang anggota TNI Angkatan Laut yang juga menjadi pelaku penembakan. Tiga perwira TNI Angkatan Laut yang terlibat saat ini yakni Serta AA, Serta RH. dan Klk BA, diketahui mereka ditahan untuk proses pengadilan.