ditphat.net, Jakarta – Dengan digitalisasi berbagai industri dalam beberapa tahun terakhir, serangan phishing berbasis rekayasa sosial semakin sering terjadi.
Menurut Bursa Data Anti-Phishing Indonesia (IDADX), terdapat 20.330 serangan phishing yang dilaporkan pada kuartal kedua tahun 2023. Nilai tersebut meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan tahun 2021.
Ancaman-ancaman ini menjadi perhatian khusus bagi sektor penerbangan karena sektor ini mengelola data operasional yang sensitif seperti informasi navigasi penerbangan dan data pribadi penumpang.
Jenis serangan ini sering kali mengeksploitasi kurangnya perhatian pengguna untuk mendapatkan akses ilegal ke sistem. Hal ini dapat mempengaruhi pengoperasian dan keselamatan.
Melihat situasi tersebut, Telkom University bekerjasama dengan Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Medan, AirNav Indonesia dan Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug mengadakan workshop keamanan siber untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan phishing berbasis rekayasa sosial secara langsung guna mempertajam penggunaan. Ketahanan digital organisasi.
Mahasiswa dan dosen bidang penerbangan mengikuti workshop yang berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024 dengan format hybrid di PPI Curug.
Tiga pembicara berbagi ilmunya dalam kegiatan ini: Suryo Adhi Wibowo dari Departemen Teknik Elektro Telkom University Bandung, Indra Aulia dari Departemen Ilmu Komputer Telkom University Jakarta, dan M. Azwar Zulmi mahasiswa magister keamanan siber dan digital. Ilmuwan forensik dari Telkom University Bandung yang juga merupakan karyawan AirNav Indonesia.
Dian Anggraini Purwaningtyas, Direktur Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) PPI Curug, mengucapkan terima kasih atas inisiatif tersebut.
“Kami sangat puas dengan terselenggaranya lokakarya ini. Dalam keterangannya yang dikutip pada Sabtu, 21 Desember 2024, Dian mengatakan: “Kegiatan ini sangat relevan dan memberikan manfaat yang besar, terutama dalam memperkuat kesiapan dosen, pegawai, dan mahasiswa dalam menghadapi ancaman dunia maya yang semakin meningkat.”
Dian juga berharap upaya serupa dapat dipertahankan melalui kolaborasi antara pendidikan dan industri dalam mendukung program ketahanan siber nasional, khususnya di sektor penerbangan.
Melalui program nirlaba ini, peserta belajar mengidentifikasi ancaman dunia maya dan memahami strategi untuk melindungi data pribadi dan organisasi dari ancaman phishing yang semakin kompleks.