ditphat.net – Serangan besar-besaran yang dilakukan pasukan pemberontak Suriah Hay’at Tahrir al-Sham memaksa banyak tentara Rusia keluar kota. Pasukan Vladimir Putin mengalami kerugian besar dan dinyatakan kalah.
Pasukan yang dipimpin Abu Mohammad al-Julani telah menyerang beberapa kota besar di Suriah, mulai dari Aleppo hingga Damaskus secara besar-besaran sejak November 2024.
Pasukan anti-Bashar al-Assad telah menyerang pasukan khusus Rusia di Suriah sejak tahun 2014.
Menurut tentara ditphat.net dari Kyiv Post, banyak peralatan Angkatan Bersenjata Rusia (VSRF) yang ditinggalkan oleh pemiliknya. Pasalnya para pemimpin dan pejabat Rusia telah memutuskan untuk meninggalkan Suriah.
Badan Intelijen Pusat Ukraina (HUR) mengumumkan diplomat dan komandan Rusia segera melarikan diri dari pangkalan udara Khmeimim di Damaskus.
Hal itu dilakukan ketika situasi di Suriah meningkat pesat. Setelah Aleppo dan Damaskus, pertempuran antara pasukan Hay’at Tahrir dan tentara Suriah terus meluas di banyak wilayah seperti Hama, Homs dan Suwayda.
HUR juga mengatakan, komandan pasukan Rusia di Suriah, Kolonel Jenderal Alexander Zhuraylov, membuat pernyataan publik tentang kegagalan rezim al-Assad dalam mengendalikan situasi.
Badan Intelijen dan Keamanan Nasional Ukraina, dilansir ditphat.net Army dari Ukrainska Pravda, mengatakan: “Pasukan Keamanan Nasional yang melakukan kekerasan melarikan diri dari Hama dan diusir dari kamp Khmeimim.”
“Kepala markas besar Rusia di Khmeimim, Kolonel Jenderal Alexander Zhuravlyov, mengakui bahwa rezim Assad tidak lagi mampu mengendalikan situasi,” lanjut pernyataan itu.
Sementara itu, pangkalan militer Rusia di kota Khan Shaykhun dipenuhi dengan kendaraan dan senjata yang ditinggalkan. Hal ini terbukti karena adanya kebutuhan mendesak untuk meninggalkan Rusia.
Kekacauan yang menghancurkan tentara Rusia menjadi alasan dia memecat Jenderal Sergey Kiseylov, yang ada di sana sebelum Zhuraylov.
Bahkan kepala pasukan khusus Rusia, Kolonel Vadim Baykulov, mengatakan posisinya akan hengkang.