JAKARTA, ditphat.net – Guru mendidik siswa secara normal namun berbeda dibandingkan siswa di Pondok Pesantren SMP dan SMK Islamic Development Network (IDN), Bogor, Jawa Barat. Mereka mengikuti program pembelajaran IDN untuk berbagi ilmu ke sekolah-sekolah, tidak hanya di Indonesia, tetapi mereka juga berangkat ke luar negeri untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan.
Kepala Sekolah Vokasi IDN Boarding School Reza Ahmed Fachrunas mengatakan, acara yang diberi nama IDN Mengazer International ini akan digelar pada 19-24 November 2024. Dalam program ini, mahasiswa mengunjungi tiga negara secara langsung. Berawal di Malaysia yaitu SMA Islam Johor Bahru Malaysia memberikan materi desain produk dan desain poster.
Dari Malaysia, siswa mengunjungi Santichon Islamic School Bangkok Thailand dan Phnom Penh Dubai Islamic School Kamboja. Sekaligus mengajar desain poster dan permainan gores di Wisdom Islamic School di Filipina.
“Tahun 2024 ini kami akan mengunjungi puluhan sekolah di luar negeri untuk berbagi ilmu teknologi informasi, rencana kami tahun depan targetnya dua kali lipat, Insya Allah,” kata Reza, Kamis, 12 Desember 2024.
Sebelumnya, kata Reza, IDN International memiliki operasional pengajaran di berbagai negara seperti Jepang, Arab Saudi, Turki, Mesir, dan Filipina. Namun, ini adalah pertama kalinya anak-anak mengajar di tiga negara sekaligus dalam sebuah roadshow.
“Insyaallah kemampuan teknologi anak tidak perlu diragukan lagi. Salah satu caranya adalah bagaimana kita bisa mengajarkan mereka untuk berbagi kepada orang lain dengan kemampuan komunikasi yang baik, karena ke depan kita juga akan berperan dalam bentuk ini. baik kepada masyarakat dan sesuai “dengan ajaran agama kita yang paling bermanfaat bagi sesama. Umat yang terbaik,” kata Reza.
Dengan demikian, menurutnya, IDN Menager Roadshow 3 Negara ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi sekaligus melatih mereka untuk berbagi dengan penuh perhatian dan kesabaran.
“Dari perjalanan ke tiga negara tersebut mereka akan dilatih kemampuan manajemen, pengendalian diri, sosialisasi, paparan bahasa dan budaya, dan lain-lain,” ujarnya.
Siswa peserta IDN Education di tiga negara masih duduk di bangku SMA dan SMK, antara lain Shafiurrahman Hafiz Nowihanja, Hanif Jahwan Naufal, Ahmed Rakha Banuyaji, Novalino Azka Praweera, Muhammad Noah Andanasasmita Yoristar, Thorik Alvino, Muhammad, E Muhammad, E. , Muhammad Ahsan Al Afghani, Dekan Muhammad Razan dan Thoriq Abdullah Firdaus.
Ajun Guru Akim Hopla menjelaskan bahwa untuk mengikuti program IDN Mengazer, siswa mendaftar dan mempersiapkan apa yang akan dipelajari. Materi yang dipelajari siswa akan berbeda-beda tergantung pada pemilihan materi yang diminta oleh sekolah untuk dicoba.
“Seorang siswa IDN bisa langsung mengajar 10 hingga 30 siswa di sekolah yang dikunjunginya. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan kualitas mengajar mereka di setiap negara yang mereka kunjungi, untuk mempersiapkan diri menjadi backpacker, yang baik untuk kesehatan mental siswa. Masa depan dan mahasiswa terbaik ikut serta dalam program ini,” ungkapnya.
Salah satu mahasiswa Dekan Muhammad Razan mengamini bahwa program IDN International Teaching ini sangat menarik dan menantang karena memberikan pengalaman baru yang berharga. Dengan adanya program belajar di luar negeri, ia bisa berkomunikasi dan berteman dengan teman-teman di luar negeri dan juga menyenangkan untuk berbagi ilmu dengan mereka.
“Setelah mengikuti program ini, saya merasa lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa asing dan berkomunikasi dengan orang luar negeri. Saya berharap program ini terus membangun karakter mahasiswa dan memberikan pengalaman yang baik. Mahasiswa memberi,” ujarnya.
Thorik Abdullah juga menceritakan kepada Firdaus bahwa ia mendapatkan pengalaman yang sangat istimewa setelah mengikuti IDN International Teaching Program di Filipina. Program ini memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu dalam memahami keanekaragaman budaya di Filipina.
Di sana ia berinteraksi dengan penduduk setempat yang sangat ramah dan antusias. Pengalaman ini memberikan pandangan baru terhadap pendidikan dan perlunya adaptasi metode pengajaran.
Saya berharap program ini terus berlanjut dan berkembang. Program ini memberikan dampak positif yang besar bagi pelajar dan masyarakat serta masyarakat dari luar negeri. Saya ingin program ini semakin mempererat persatuan dan kerja sama internasional melalui pendidikan, ujarnya.
Pesantren IDN punya pepatah ‘bagus IT, jelek mengaji’. Keterampilan siswa/Santri Sekolah Vokasi IDN sudah tersebar luas di tanah air. Selain siswa penghafal Al-Quran, siswa SMA dan SMK sudah pandai mengoperasikan peralatan dan sistem jaringan komputer. Bahkan, mereka mempunyai banyak pengalaman dalam mengajar guru-guru IT dari sekolah lain yang datang ke sekolah ini.
Mereka juga tergolong pembelajar muda yang memiliki kemampuan serupa dengan lulusan IT. Sederet prestasi telah diraih oleh para siswa sekolah tersebut, seperti diperolehnya sertifikat Cisco Certified Network Associate (CCNA) yang biasa diperoleh oleh pekerja berjenjang sarjana dan magister, dan siswanya menjadi IT termuda di Asian Games.
Mereka juga meraih MTCINE (MikroTIk Certified Internetworking Engineer), level tertinggi di kelas MikroTIk. Kelas ini sangat penting bagi praktisi/profesional di bidang ISP (atau NAP), karena sekolah tersebut saat ini menampung pemegang sertifikat mikrotik MTCINE termuda di dunia.
Saat remaja, mereka bisa melengkapi robot dengan Arduino dan Internet of Things (IoT). Robot bertindak sebagai pengontrol rumah pintar. IoT merupakan bagian dari roadmap pemerintah Kementerian Perindustrian menuju kesiapan Era Industri 4.0. Pada tahun 2018, para pelajar dinobatkan sebagai staf IT termuda di Asian Games 2018.