DITPHAT Manfaatkan Suasana Ramadhan, Kemenag Mengadakan Uji Kompetensi Guru Pendidikan Al-Qur’an

ditphat.net – Di bulan suci Ramadhan, Kementerian Agama kembali melaksanakan Uji Kompetensi Guru Pendidikan Alquran sebagai bagian dari kegiatan standardisasi guru Pendidikan Alquran. Sebanyak 35 orang dari Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara hadir dalam upacara tersebut.

Kementerian Agama RI mengabarkan pada Selasa, 19 Maret 2024, acara tersebut akan digelar di Surabaya mulai 18 Februari 2024 hingga 20 Maret 2024. Tim Sekolah Sertifikasi Profesi (LSP) Darul Quran yang merupakan lembaga sertifikasi profesi dan berlisensi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) hadir sebagai konsultan.

Menurut Waryono, Plt. Pimpinan pendidikan usia dini dan pesantren, guru pendidikan Al-Quran hendaknya mendukung upaya peningkatan kemampuan. Selain itu, ilmu yang diperoleh selama proses uji profisiensi juga perlu disampaikan kepada guru pendidikan Alquran lainnya.

“Penanaman literasi Alquran yang baik dan autentik merupakan wujud pengabdian akhir hayat para guru di lembaga pendidikan Alquran, agar ilmu yang diperoleh selalu disebarkan sesuai dengan prinsip ajaran Islam,” kata Vayono di Surabaya, Selasa, 19 Maret. 2024 Kepada para guru pendidikan Alquran lainnya. “

“Guru pendidikan mengaji juga perlu mengecek dan mengecek kembali tetangganya di kiri dan kanan untuk mengetahui siapa masyarakat Indonesia yang masih kurang literasi membaca Alquran,” tambah Wayono.

Nuru Huda, Direktur Cabang Pendidikan Quran, mengatakan tujuan tes kemahiran membaca Quran adalah untuk meningkatkan kualitas literasi membaca Quran bagi hampir 200.000 orang. satu. lembaga pendidikan.

“Strategi peningkatan literasi membaca Alquran dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan jiai yang berwibawa untuk menentukan bahwa seseorang mampu membaca Alquran secara trikotomi, bukan hanya membaca surah tanpa membawanya jelas Huda.

Mohammad As’adul Anam, Kepala Dinas Pendidikan Usia Dini dan Pondok Pesantren Provinsi Jawa Timur pun menyambut baik acara tersebut dalam sambutannya. Ia meyakini tes kemahiran Alquran merupakan sebuah langkah maju dalam mengasah kebenaran, kebaikan dan keindahan Tuhan, karena perbedaan pengucapan saat membaca Alquran akan mempengaruhi makna teologisnya.

“Belajar membaca Alquran juga perlu memperhatikan segmentasi (usia siswa),” ujarnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *