Jakarta, ditphat.net – Di tengah meningkatnya intoleransi di Indonesia, enam komunitas lintas agama akan memperkenalkan kurikulum perdamaian di sekolah-sekolah di Jawa dan Sumatera.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Break the Wall yang merupakan hasil kerja sama antara wirausaha sosial Indonesia PeaceGeneration yang telah memperjuangkan pendidikan perdamaian sejak tahun 2007 dan startup sosial Campaign yang menjalankan aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Komunitas terpilih akan menerima hibah sebesar Rp30 juta untuk mendidik 180 siswa dan 72 guru tentang 12 nilai inti perdamaian. Mari kita lanjutkan menelusuri seluruh artikel di bawah ini.
Kurikulum perdamaian yang dikembangkan oleh PeaceGen menggunakan pendekatan interaktif dan menarik, termasuk modul pembelajaran berdasarkan pengalaman, video interaktif, permainan papan, dan panduan fasilitator.
Menurut Lindawati Sumpena, Manajer Pembelajaran dan Pengembangan Produk PeaceGeneration Indonesia, kurikulum ini dibuat karena perdamaian bukanlah konsep yang mudah untuk dipahami.
“Konsepnya abstrak dan luas. Perlu strategi yang terstruktur dan efektif untuk mendorong penerapan nilai-nilai tersebut, terutama melalui kegiatan pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran yang akan mencegah konflik kekerasan di masa depan,” kata Linda.
Kurikulum ini terbukti efektif mendukung berbagai institusi dan digunakan di 108 kota di Indonesia, serta di negara lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Tanzania.
Mewartakan perdamaian dari masyarakat setempat Salah satu pemenang hibah dari Medan, Anrikson, presiden Community Charity Maintenance Reality (CAMAR), bersyukur atas kesempatan ini.
“Saya tumbuh di lingkungan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, namun saya masih menyaksikan banyak intoleransi. “Melalui program ini, saya ingin menghilangkan perselisihan antaragama di daerah saya,” jelasnya.
Berikut daftar 6 kelompok/organisasi masyarakat terpilih:
1. Rumah inspirasi – fokus pada pendidikan, toleransi dan keberagaman. Meluncurkan kampanye Harmoni Kids Trip untuk memperkenalkan anak-anak pada keberagaman di Kirebon.
2. Kompas Iman adalah jaringan masyarakat sipil yang bekerja pada isu keberagaman dan hak asasi manusia di Jawa Barat. Mengadakan lokakarya kopi di Tasikmalaya untuk mempromosikan dialog antaragama.
3. 1001 Mimpi Bocil – Melakukan kampanye pembangunan perdamaian di Bantar Gebang yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan pembangunan perdamaian dan perlindungan lingkungan.
4. CAMAR – Pemuda Medan menggarap program pendidikan kebebasan beragama untuk anak-anak.
5. PBHI meluncurkan konsultasi publik untuk mendorong kebebasan beragama bagi kelompok minoritas di Sumatera Barat – Pariman.
6. Nasyiatul Aisyiyah Lampung – Menyelenggarakan pendidikan toleransi beragama bagi siswa SMA di Lampung, dengan fokus pada inklusi sosial dan gender.
Benaiah Jonathan, ketua proyek #Friendship4Peace, mengatakan komunitas-komunitas ini melalui proses seleksi yang ketat.
“Mereka terpilih karena kampanye media sosial mereka yang kreatif dan berdampak untuk kampanye #ForABetterWorld. Mereka adalah agen perubahan yang berhasil mengerahkan ratusan pendukungnya untuk menyelesaikan kampanye perdamaian,” kata Benaya Jonathan.
Hingga Juli 2024, program Break the Wall telah berhasil menyatukan 20 komunitas di seluruh Indonesia dalam kampanye sosial #Friendship4Peace.
Caranya unik, masyarakat diajak untuk memposting gambar atau quotes tentang semangat toleransi dan persaudaraan antaragama di aplikasi Kampanye #ZaBoljiSvijet.
Setelah selesai, kampanye tersebut otomatis akan diubah menjadi donasi sebesar Rp 40.000 untuk mendukung berbagai kegiatan sosial yang bertujuan memperjuangkan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.