ditphat.net – Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli Irawan meminta maaf karena tidak bisa merebut medali untuk kelima kalinya di Olimpiade.
Dari tiga kali percobaan, Eko gagal pada angkatan pertama 135 kg dan kemudian berhasil pada angkatan kedua 135 kg. Eko yang menambah daya angkat menjadi 139 kg pada angkatan ketiga, kembali gagal.
Eko juga gagal dalam tiga kali percobaan di angkatan 162 kg. Pada percobaan ketiga, Eko terjatuh dan langsung memegang paha kanannya.
“Saya tampil dalam kondisi yang belum 100 persen. Cedera di kaki saya belum sembuh total. Meski cedera lutut dimulai tahun lalu, namun di pinggul kanan hanya bertahan sebulan,” kata Eko.
“Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena tidak bisa memberikan saya medali. Namun saya berusaha menggunakan kemampuan saya sampai titik darah penghabisan,” imbuhnya.
Terkait kondisi Eko, dokter tim Indonesia Andhika Raspati mengatakan kondisi Eko tidak serius. Meski tampak pincang, Eko yakin dirinya akan baik-baik saja.
“Eko baru bilang kalau sebulan lalu dia ada masalah di pinggul kanannya. Mereka menawarkan untuk membawanya dengan ambulans, tapi Eko menolak. Kondisinya tidak serius, dia masih bisa berjalan,” kata dr Dhika.
Sementara itu, Chef de Mission (CdM) Anindya Bakri memuji penampilan Eko meski tak membawa pulang medali untuk Tim Indonesia.
“Saya ketemu Eko di awal pertandingan, dia bilang dia menyesal tidak bisa memberikan segalanya. Kita lihat dia berjuang sampai sendoknya berdarah. Eko sudah tua, tidak muda lagi, kepada lawan-lawannya. Terima kasih Mas Eko sudah berpartisipasi di olimpiade kelima,” ujarnya.
Eko merupakan atlet olimpiade dengan empat medali dari empat edisi olimpiade berbeda. Pada debutnya di Olimpiade Beijing 2008, lifter asal Lampung berhasil meraih medali perunggu.
Pada Olimpiade London 2012, Eko kembali meraih medali perunggu. Jelang Olimpiade Rio de Janeiro-2016 untuk ketiga kalinya, Eko berhasil meraih medali perak dan mengulangi kesuksesannya di Tokyo-2020.
Setidaknya ada empat lifter yang tak mampu meneruskan angkatan seberat 62 kg. Mereka adalah Ivan Petkov Dimov (Bulgaria), Segio Massidda (Italia), Vin van Trinh (Vietnam), dan John Feboire Yeniza (Republik Ceko).
Li Fabin dari China mengangkat 310 kg dengan berat 61 kg, memecahkan rekor 143 kg dan meraih medali emas.
Medali perak diraih Terapong Silachai dari Thailand dengan total angkatan 303 kg, sedangkan medali perunggu diraih Morris Hampton dari AS dengan angkatan 298 kg.