
VIVA – Misi militer Rusia untuk merebut kembali beberapa wilayah di provinsi Kursk memiliki pemikiran negatif dan semangat juang dari dukungan tentara bayaran militer Ukraina.
Baca Juga : Wakasal Laksdya TNI Erwin Hadiri Upacara Hari Pramuka Ke-63 di Cibubur
Pasukan Rusia dalam jumlah besar menyerang pangkalan militer Ukraina yang terletak di berbagai wilayah di wilayah perbatasan.
Dipastikan bahwa dukungan dari tentara bayaran asing yang bergerak bersama pasukan Ukraina kurang. Pasalnya, dalam pemberitaan VIVA Military Kantor Berita Rusia, TASS, mereka menyerukan agar perintah tersebut dicabut.
Menurunnya mentalitas dan keganasan para tentara bayaran dibuktikan dengan banyaknya korban jiwa yang dialami standar militer Ukraina di Kursk.
Para tentara bayaran juga merasa dimanfaatkan oleh militer Ukraina, sebagai orang yang harus berkorban.
“Tentara bayaran adalah studi pertama ketika mereka datang ke sini,” kata sumber anonim yang dikutip VIVA Militari dari EADaily.
“Setiap kali mereka mencoba merotasi dan mengganti unit Ukraina, itu seperti umpan meriam,” katanya.
Baca Juga : Pilot Susi Air Dibebaskan OPM, Pangdam XVII/Cenderawasih: Saat Ini Sudah Berada di Timika
Kementerian Pertahanan Rusia secara teratur melaporkan kemajuan pasukan dalam operasi Kursk. Beberapa daerah dari desa Cherkasy Porechnoye, Malaya Loknya, Matveevka dan Olgovka berhasil dipulihkan.
Sebelumnya diberitakan, komando militer Ukraina (AFU) mengarahkan sekitar 500 tentara bayaran di wilayah Kursk.
Diketahui, mayoritas tentara bayaran yang dimobilisasi di wilayah Rusia setelah 6 Agustus 2024 adalah warga negara Prancis.