Kabupaten Bandung, ditphat.net – Senyuman sepupu Sumiyati terlihat meski dirahasiakan. Saat bercerita tentang pengalamannya menjadi peserta program BENTANI, ia tak bisa menyembunyikan rasa senang di hatinya. Perempuan asal Pangalengan, Bandung-Redensi ini mengaku mendapat banyak manfaat setelah mengikuti program Bentani.

“Kami ibu-ibu Kabupaten Bandung mengucapkan terima kasih karena program ini banyak manfaatnya,” kata Kuku Sumiyati bersama Starbucks Foundation dan Yayasan Mercy Corps Indonesia (YMCI) di Balai Desa Buninagara, Sindang Kerta, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Oktober 2024

“Melalui program BENTANI banyak manfaat yang kami dapatkan. Kami mendapat kesehatan, literasi keuangan, edukasi cara mengelola pendapatan suami. Jadi kami punya pemahaman yang baik tentang cara mengelola hasil pertanian,” kata Kuku gembira.

Selain pengelolaan keuangan, Kuku mengaku mendapat ilmu baru tentang potensi bisnis yang luas melalui program BENTANI. Selain itu, ia memahami tantangan yang dihadapi ibu-ibu di wilayahnya, terutama keterbatasan pendapatan. Sebab, petani kopi melakukan panen setiap 6 bulan sekali, dan selebihnya berasal dari penghasilan mereka sebagai buruh

Untuk mengatasi hal tersebut, Kuku mengembangkan usaha sampingan berupa pembuatan aromanis atau rambut nenek. Dengan cara ini, para ibu dapat memperoleh penghasilan lebih banyak dan menabung pada saat yang bersamaan.

“Dengan penghasilan yang kecil, ibu-ibu sulit menabung. Makanya saya terinspirasi membuat usaha jajanan untuk dijual ke sekolah dan toko kelontong. Alhamdulillah, sekarang saya sudah punya pekerjaan. Jadi, kami adalah ibu-ibu. , “katanya. dengan bangga.

BENTANI: Starbucks mendukung petani kopi di Indonesia

Kuku Sumiyati adalah salah satu dari ribuan peserta Changing the Boil: Empowering Women in Indonesia’s Coffee Originating Communities (BENTANI), sebuah inisiatif dari Starbucks Foundation yang bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia (YMCI).

Adanya program ini tidak lepas dari kenyataan pahit situasi perempuan yang jarang setara dengan laki-laki dalam hal pelatihan dan dukungan lainnya. Terutama mereka yang berkecimpung di industri kopi.

Padahal, menurut International Coffee Organization (ICO), peran perempuan dalam industri kopi global sangatlah penting. Sekitar 20-30 persen usaha pertanian kopi dikelola oleh perempuan, bahkan 70 persen pekerja di sektor ini adalah perempuan. 

Oleh karena itu Ade Soekadis, Direktur Eksekutif Mercy Foundation Indonesia, menjelaskan bahwa tujuan utama BENTANI adalah memberdayakan perempuan, khususnya di daerah penghasil kopi di seluruh dunia. 

“Program ini dirancang untuk memberdayakan perempuan, khususnya komunitas kopi, untuk meningkatkan akses mereka,” jelasnya.

BENTANI diketahui memiliki tiga pilar utama. Pertama, peningkatan kesehatan melalui akses terhadap sanitasi, pendidikan sekolah, gizi keluarga, dan pengelolaan sampah rumah tangga. Kedua, meningkatkan literasi keuangan melalui akses terhadap lembaga keuangan formal dan manajemen agen bank. Pilar ketiga berfokus pada pengembangan keterampilan bisnis, termasuk manajemen bisnis dan pemasaran digital.

Ade juga mengatakan, program tersebut tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan kesehatan dan keuangan, tetapi juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat petani kopi. “Kami ingin memberdayakan perempuan di komunitas petani kopi Indonesia untuk mandiri secara ekonomi dan sehat,” ujarnya.

Program ini dilakukan di tiga kabupaten di Jawa Barat yaitu Bandung, Garut dan Bandung Barat. Pada tahap kedua, BENTANI akan menargetkan 3.600 perempuan yang bekerja di industri kopi, yaitu petani kopi, istri petani kopi atau perempuan berusia 15-34 tahun, untuk menjadi peserta program tersebut.

Kami berharap dengan adanya program ini dapat memberikan harapan kepada ribuan keluarga petani kopi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *