Surabaya, ditphat.net – Upaya melindungi anak ternyata berujung petaka. Kini Ivan Sugianto mendekam di penjara karena para mahasiswanya membungkuk dan menggonggong karena menyebut dirinya berkumpul.
Diketahui, seorang siswa Ethan bernama Ivan menindas putra Axel karena rambutnya sangat mirip dengan anjing pudel. Video tersebut viral di media sosial dan menuai kritik tajam dari masyarakat. Pasalnya, aktivitas pemilik tempat hiburan malam di kawasan Surabaya termasuk dalam lingkup tuntutan pidana.
Alhasil, Polrestabes Surabaya menangkap Ivan Sugianto di Bandara Juanda, Sidoarjo pada Kamis 14 November 2024 sekitar pukul 16.20 WIB. Ayah Axel menghabiskan 3 tahun penjara untuk memaksa Ethan membungkuk dan menggonggong.
Seminggu kemudian, keluarga Mihail mengunjungi balik jeruji besi. Sayangnya mereka tidak bisa bertatap muka, sehingga Axel memutuskan untuk menulis surat kepada ayah tercinta.
Dalam kesempatan itu Axel pun membaca surat yang ditulisnya, beberapa kali terhenti menahan air mata. Namun ketika dia membaca surat-surat tersebut, air mata mengalir di pipinya.
“Ayah, hari Senin tanggal 18 November 2024, aku ingin bicara dengan ayah, tapi belum bisa, jadi aku menulis surat dari lubuk dadaku,” kata Axel sebelum membacakan surat itu untuk ayahnya. ke akun Instagram @lambe_turah pada Rabu 20 November 2024
Dalam surat tersebut, Excel menjelaskan keadaan keluarga saat ini pasca kepergian Ivan. Remaja tersebut pun mengungkapkan kesedihan dan rasa sakitnya atas kejadian tersebut.
Berikut isi surat Excel kepada Ivan Sujarto:
Ayah, bagaimana kabarmu di sana? Maafkan aku, ayah. Ayahku bermasalah karena aku. Jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku tidak akan memberitahu Ayah dan Dave saat dia ditindas. Mungkin sekarang keluarganya sudah beres dan masih bisa berkumpul.
Sang ayah dipenjara dan sang ayah, serta sang ibu tidak bisa lagi berprestasi. Bahkan sekarang yang bahasa Indonesia sedang dimainkan. Sekarang saya dan ibu saya takut dan malu untuk keluar rumah, karena kalau di depan orang-orang, mereka berfoto dan membicarakan kami kemana-mana, mereka menyebutnya pudel, anak nakal.
Aku tahu semua ini karena aku, yang menghancurkan keluarga kami. Ayah saya salah, saya minta maaf karena Yang Mulia, ayah saya masuk penjara dan ditegur banyak orang, padahal ayah saya hanya membela saya. Ayah, apa yang harus aku lakukan? Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya siap melakukan apa saja, asalkan ayah saya tidak menyalahkan saya, agar ayah saya tidak difitnah lagi.
Jika saya bisa menggantikan Paus sekarang, dia akan dikritik oleh orang-orang di media sosial. Aku lebih suka disebut pudel seumur hidupku daripada ayahku masuk penjara. Kini aku telah kehilangan sosok ayahku yang selalu menjagaku dan ibu yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga kami.
Aku malu ayah, aku malu, aku malu pada ayah, ibu, dan orang lain. Sebagai seorang anak, bukan orang tua yang bangga, ayah saya masuk penjara. Sekarang aku tidak tahu bagaimana cara menjaga ibu, ayah, karena sekarang dia sendirian, aku baik-baik saja.
Ayah mana yang saya libatkan? Dia menyesal memanggilku ayah atas apa yang telah terjadi. Aku menelepon ayahku karena kupikir ibu Ethan adalah ayah dan mereka sudah ada di sana, jadi aku menelepon ayahku hanya untuk memastikan dia aman. Kini aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan, semoga Tuhan menjaga ayahku di sana, dan Tuhan memberiku kekuatan dan ibu. Maafkan aku, ayah.
Sekarang aku tak ingin menyeret siapa pun lagi ke dalam masalahku ayah, aku lebih baik masuk penjara lagi, biarpun Precedo di-bully. Ayah sabar, sekarang aku harus menjaga ibu. Aku tahu kalau Ayah adalah Ayah yang baik karena hanya Ayah yang mendukungku dan Ayah selalu memberikan yang terbaik untukku. Aku rindu ayahku, aku ingin ayahku, ibuku, Excel bisa bersama lagi seperti dulu. Jangan lupa berdoa ya. aku mencintaimu
Ayah adalah Pahlawan Excel.