ditphat.net – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dilaporkan telah memperingatkan lebih dari 500.000 pekerja setelah pertemuan puncak di Washington menyepakati 38 poin.
Dalam laporan yang dikutip ditphat.net Military dari situs resmi NATO, salah satu poin yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah mengenai masa depan Ukraina yang ingin bergabung dengan aliansi tersebut.
“Kami sepenuhnya mendukung hak Ukraina untuk memilih solusi keamanannya sendiri dan memutuskan masa depannya sendiri tanpa campur tangan eksternal dalam NATO,” baca pernyataan NATO.
Pada saat yang sama, juru bicara NATO Farah Dakhlallah membenarkan kesiapan sejumlah besar angkatan bersenjata dan menyebutnya sebagai rencana pertahanan komprehensif negara.
Pernyataan Dakhlallah ini konsisten dengan banyak poin pernyataan KTT Washington yang sebagian besar menyatakan bahwa rezim Vladimir Putin bertanggung jawab atas agresi militer Rusia terhadap Ukraina.
Isinya adalah kata-kata tentang ancaman nuklir dari Rusia yang dianggap sebagai ancaman koersif strategis.
Dakhlallah mengatakan: “Sejak tahun 2014, NATO telah mengalami transformasi pertahanan yang paling penting. Negara kita sejenak.
“Kami telah menyiapkan rencana pertahanan paling komprehensif sejak Perang Dingin, dengan lebih dari 500.000 tentara saat ini dalam siaga tinggi,” katanya, menurut laporan militer ditphat.net dari Al-Maydeen.
Seminggu sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, sekali lagi mengatakan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO akan dianggap sebagai deklarasi perang terhadap negaranya.
Medvedev menekankan bahwa keanggotaan Ukraina juga akan menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan Rusia.
Mantan presiden Rusia itu tidak memperhitungkan negara-negara anggota NATO dalam rencana bergabungnya Ukraina sebagai anggota, namun keputusan All Hearts dikendalikan oleh Amerika.
Medvedev mengatakan: “Ini akan menjadi deklarasi perang yang diperlukan, tidak peduli seberapa terlambatnya deklarasi tersebut.
“Apakah ini akan menghancurkan seluruh planet tergantung pada kehati-hatian pihak NATO. Tidak ada yang berubah bagi Rusia. Sebab keputusan utama bukan diambil oleh negara anggota NATO, melainkan oleh satu negara, Amerika Serikat, kata Laos.